Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial meminta Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Program Keluarga Harapan (PKH) agar tidak hanya fokus dalam penanganan kemiskinan saja, namun juga berperan untuk mengatasi stunting.

"Atas arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, SDM PKH diminta memperhatikan nutrisi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk menekan angka stunting," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Robben Rico dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.

Robben mengatakan PKH menjadi program andalan pemerintah untuk pengentasan kemiskinan.

Baca juga: Pemerintah bantu penerima manfaat PKH lepas dari program bantuan

Selain memastikan bantuan sosial (bansos) tersalurkan dan dikelola dengan baik oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM), SDM PKH juga harus membangun pemahaman KPM melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).

Saat Konsolidasi PKH Tahun 2023 bersama SDM PKH Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu di Malang, Robben menitipkan kepada ratusan SDM PKH se-Malang Raya agar program ini dilaksanakan dengan baik.

"(Substansi) P2K2 sudah saya petakan untuk dikuatkan supaya nanti ada tambahan nutrisi yang diberikan dalam P2K2,” kata Robben.

P2K2 merupakan kegiatan wajib untuk diikuti penerima bansos PKH. Dalam P2K2, KPM mendapatkan berbagai materi edukatif, mulai dari pengelolaan keuangan keluarga, pengasuhan anak dan pendidikan, sampai pengetahuan tentang kesehatan dan gizi untuk ibu hamil.

Menurut Robben, penguatan tambahan nutrisi tersebut berdasarkan pada pengamatannya terhadap pelaksanaan P2K2 yang ia pantau selama ini. “Karena kemarin, saya melihat di P2K2 itu bagus, cuma yang selalu ditekankan edukasi, edukasi, dan edukasi,” ucapnya.

Harapannya, kata dia, ada tindakan yang nyata. “Bicara stunting kalau tidak dibarengi dengan kita kasih nutrisi, ya sama aja bohong,” katanya.

Baca juga: Polisi tangkap oknum pendamping PKH salahgunakan bansos di Malang

Untuk itu, ia meminta SDM PKH se-Malang Raya agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait kebutuhan nutrisi yang tepat untuk KPM, mengingat kebutuhan nutrisi di setiap daerah berbeda.

“Jadi, jangan asal kita kasih nutrisi, tapi tanya ke Dinkes, kira-kira yang dibutuhkan apa. Misalkan, yang di sini butuhnya ikan, ya dikasih ikan. Jangan dikasih ubi, bukannya tambah pinter, mek wareg tok (hanya kenyang saja). Tanya ke Dinkes setempat, karena kebutuhan setiap daerah pasti bervariasi,” ucap Robben.

Pernyataan Robben sejalan dengan salah satu implementasi kebijakan Kemensos dalam hal kontribusi PKH terhadap pencegahan stunting melalui materi kesehatan dan gizi untuk ibu hamil dalam P2K2.

Penyampaian Modul Kesehatan dan Gizi kepada KPM PKH untuk memberikan edukasi guna meningkatkan praktik positif dalam upaya mendorong terjadinya perubahan perilaku kesehatan ibu-ibu penerima manfaat PKH, khususnya ibu hamil, dalam hal kesehatan dan gizi.

Sebelumnya, kata Robben, uji coba pemberian nutrisi pertama telah ia instruksikan kepada jajaran SDM PKH di Kabupaten Kediri. “Alhamdulillah, berjalan dengan lancar. Kemudian, kemarin ada juga, sudah berjalan di Magetan, Ponorogo, dan sekitarnya. Setelah ini, akan dilaksanakan juga di Malang Raya,” ucapnya.

Baca juga: Kemensos luncurkan program pemberdayaan untuk ribuan KPM PKH

Baca juga: Kemensos dorong pendamping PKH perkuat SDM penanganan stunting


Atas kerja keras SDM PKH dalam membantu Kemensos memastikan program ini berjalan dengan baik, terutama selama dua tahun kepemimpinan Mensos Risma. Mewakili Risma, Robben juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya.

“Kalian ujung tombak keberhasilan program ini. Sebab, keberhasilan pelaksanaan PKH, salah satunya ditentukan oleh kualitas SDM, yang bertugas memberikan pendampingan dan pelayanan kepada penerimanya. Untuk itu, kami sampaikan terima kasih dan tetap semangat menjalankan tugas-tugas mulia,” ujarnya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023