ketahanan pangan di NTB semakin hari semakin kuat dan konsumsi pangan kita mengarah ke beragam gizi seimbang dan aman (B2SA)
Mataram (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi masyarakat NTB mencapai 94,4 persen pada 2022 atau berada di atas rata-rata nasional sebesar 92,2 persen.

"Tahun ini NTB mendapat 94,4 persen. Artinya ketahanan pangan di NTB semakin hari semakin kuat dan konsumsi pangan kita mengarah ke beragam gizi seimbang dan aman (B2SA)," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB Abdul Aziz dalam keterangan resmi yang diterima di Mataram, Selasa.

Menurut dia, skor PPH Konsumsi masyarakat NTB dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan data pada 2021 dengan angka skor mencapai 93 persen. Angka tersebut naik menjadi 94,4 persen pada 2022.

Aziz mengatakan dengan adanya peningkatan skor PPH Konsumsi masyarakat setiap tahun dan berada di atas rata-rata nasional, Provinsi NTB memperoleh piagam penghargaan terbaik III dalam pencapaian skor PPH tahun 2018-2022 dari Badan Pangan Nasional.

"Saya menerima langsung penghargaan tersebut dalam acara peluncuran bersama skor pola pangan harapan dan peta ketahanan dan kerentanan pangan atau food security and vulnerability atlas (FSVA) tahun 2022 di Bogor hari ini," ujarnya.

Baca juga: Gubernur NTB memastikan 300 orang siap kelola lahan di Gili Trawangan

Baca juga: Gubernur NTB datangi 3 kementerian promosi festival fesyen di Lombok


Menurut dia, upaya peningkatan skor PPH Konsumsi masyarakat NTB akan terus dilakukan. Salah satu strateginya adalah melakukan kampanye B2SA kepada masyarakat.

Hal itu karena pangan beragam (B) artinya terdapat bermacam-macam jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

Bergizi (B) artinya mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Seimbang (S) artinya dikonsumsi secara cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan "Isi piringku".

Aman (A), lanjut Aziz, artinya harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga proses pengolahan dan penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik.

"Kami akan terus melakukan kampanye B2SA kepada masyarakat, makan enak, makan sehat, makan B2SA," ucapnya.

Baca juga: UMKM binaan PLN NTB ekspor mutiara ke Malaysia dan Arab Saudi

Baca juga: NTB-Jatim bermitra kembangkan kawasan industri

Pewarta: Awaludin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023