Mataram (ANTARA) - Provinsi Nusa Tenggara Barat masuk dalam 10 besar provinsi dengan inflasi terendah di Indonesia.

"Alhamdulillah angka inflasi gabungan dari bulan ke bulan NTB di bawah angka inflasi nasional sebesar 0,34 persen," kata Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan informasi ini disampaikan Menteri Dalam Negeri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi 2023 yang diikuti seluruh daerah termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB secara virtual.

"Terkendali-nya inflasi ini merupakan ikhtiar Pemprov NTB melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkolaborasi dan bersinergi dengan TPID kabupaten dan kota," ujarnya.

Menurutnya, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengendalikan inflasi dengan strategi 4 K, yakni menjamin ketersediaan stok pangan, menjamin kelancaran distribusi rantai pasok pangan, menjaga keterjangkauan harga pangan dan melakukan komunikasi yang efektif," terangnya.

"Melalui gerakan Jumat Salam. Yakni gerakan dengan turun ke desa-desa, kami melakukan edukasi berbelanja bijak, bazar pangan murah, serta mengimbau seluruh pejabat dan pegawai ASN maupun Non ASN untuk berbelanja di warung-warung masyarakat disamping sebagai ajang silaturahmi dan sinergi program dan kegiatan Pemprov NTB dengan pemerintah kabupaten dan kota," katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) NTB merilis inflasi yang terjadi di Kota Mataram dan Bima pada bulan Nopember 2023 mencapai 0,34 persen atau masih di bawah inflasi nasional yang mencapai 0,38 persen.

"Daerah kita baik Kota Mataram dan Kota Bima terjadi inflasi, jika digabungkan keduanya menjadi sebanyak 0,34 persen, berada di bawah inflasi nasional sebesar 0,38 persen. Jadi kita berada di bawah angka inflasi nasional dari bulan ke bulan," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Senin.

Ia menyebutkan ada sebanyak 11 kelompok komoditas yang menyebabkan terjadinya inflasi. Di antaranya makanan, minuman dan tembakau, pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga seperti perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga.

Selanjutnya kesehatan, transportasi, informasi, komunikasi dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga dan budaya, penyediaan makanan minuman di restoran dan perawatan pribadi serta jasa lainnya.

"Dari 11 kelompok komoditas angka inflasi tertinggi secara inflasi bulan ke bulan, kita bisa melihat dari sisi perawatan pribadi jasa lainnya sebesar 0,85 persen. Sementara itu komoditi pakaian dan alas kaki sebanyak 0,72 persen tetapi memiliki andil yang lebih tinggi," terangnya.

Adapun lima besar komoditas penyumbang inflasi atau deflasi November 2023, Kota Mataram yaitu bagian inflasi cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, bawang merah dan emas perhiasan. Pada bagian deflasi, yaitu daging ayam ras, tongkol diawetkan, beras, angkutan udara dan telur ayam ras.

Sedangkan di Kota Bima, bagian inflasi, terdapat beras, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, emas perhiasan dan tomat.

"Pada bagian deflasi, yaitu ikan bandeng/ikan bolu, bensin, ikan kembung/ikan gembung, ikan layang/ikan benggol dan telur ayam," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023