Guangzhou (ANTARA) - China masih dianggap sebagai salah satu destinasi paling menarik untuk investasi dengan semakin banyak kalangan usahawan yang berencana untuk kembali berinvestasi di China pada 2023, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Senin (27/2) oleh Kamar Dagang Amerika di China Selatan (AmCham South China).

Buku putih tahunan yang dirilis oleh AmCham South China tentang lingkungan bisnis China dipandang sebagai jendela untuk mengamati lingkungan bisnis China melalui pandangan perusahaan-perusahaan yang didanai asing.

Buku putih tersebut didasarkan pada sebuah survei yang diikuti oleh 200 lebih perusahaan dari September hingga Desember 2022. Di antara pelaku bisnis yang berpartisipasi dalam survei itu, 40 persen adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki asing, dan hampir 20 persen merupakan kantor perwakilan perusahaan asing dan perusahaan patungan.

Laporan itu menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen perusahaan yang berpartisipasi dalam survei tersebut memilih China sebagai salah satu destinasi yang paling penting untuk investasi.

Lebih dari separuh perusahaan yang berpartisipasi tersebut memperoleh lebih dari 30 persen pendapatan global mereka di China, dan 45 persen mencatat bahwa pendapatan mereka di China tahun lalu mengalami peningkatan yang signifikan atau naik tipis, menurut laporan itu.

China menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan salah satu pasar paling dinamis.

Meski ekonominya dibayangi oleh ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi, sebagian besar perusahaan masih menganggap China sebagai bagian penting dari rencana pengembangan strategis masa depan mereka. 

Sebanyak 75 persen dari perusahaan yang berpartisipasi dalam survei tersebut menyatakan bahwa mereka berencana untuk berinvestasi kembali di China pada 2023, dan jumlah ini mengalamo peningkatan sekitar 3 persen, menurut laporan itu.

Memiliki lebih dari 2.300 anggota AmCham South China memberikan dukungan bagi kalangan perusahaan Amerika dan internasional yang berbisnis di China selatan. 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023