Kita mendorong bahwa teman teman di dokter umum haruslah menjadi sebuah atau tim yang berada di depan
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan dokter umum mempunyai peran yang sangat penting dalam menekan angka kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia.

“Kita mendorong bahwa teman teman di dokter umum haruslah menjadi sebuah atau tim yang berada di depan,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB IDI Ulul Albab dalam konferensi pers IDI di Jakarta, Kamis.

Ulul menuturkan saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi yakni 305 per 100.000 kelahiran hidup. Permasalahan itu pun sampai saat ini dinilai IDI belum ada solusi nyata untuk menyelesaikannya.

Sebab angka kematian ibu di lapangan berdasarkan pantauan IDI terus mengalami pasang surut. Meski demikian, lanjutnya, pemerintah sudah menargetkan angka kematian ibu di Indonesia turun menjadi 183 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2024. 

Baca juga: Layanan esensial posyandu disiapkan untuk cegah kematian ibu dan bayi

Ulul menyampaikan seringkali kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh keterlambatan keluarga dalam memutuskan tindakan pada ibu, ibu terlambat mendapatkan layanan rujukan, ibu telat mendapatkan penanganan di waktu kritisnya, dan terlambat mendeteksi adanya komplikasi penyakit pada ibu.

Dengan masalah tersebut, Ulul menilai adanya 162.284 dokter umum yang tersebar di seluruh Indonesia bisa mendorong angka kematian ibu diminimalisir sekecil mungkin. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas pemberian deteksi dini dalam pemeriksaan kandungan.

IDI sendiri akan memberikan pembekalan tidak hanya terkait angka kematian ibu pada dokter umum. Kompetensi dokter umum akan terus ditingkatkan supaya bisa memberikan layanan terbaik bagi ibu sebelum menikah, sebelum hamil, ketika hamil hingga pasca melahirkan.

“Bagaimana skrining bisa dilakukan, deteksi dini bisa dilakukan dan juga menjadi tanggung jawab kami IDI bersama dengan profesi lainnya untuk memberikan pembekalan yang luar biasa dan juga meningkatkan kewaspadaan teman-teman dokter umum dalam melakukan deteksi dini pada saat ibu hamil,” katanya.

Baca juga: BKKBN: Cegah kematian ibu hindari "Tiga Terlambat" dan "Empat Terlalu"

Ulul juga menyatakan perlu sebuah kontribusi nyata untuk menurunkan angka kematian ibu serta stunting pada anak. Setiap kontribusi pun harus dilakukan berdasarkan keilmuan sains dan rekomendasi dari para ahli di bidangnya.

Oleh karenanya ia mengajak seluruh dokter dan organisasi profesi kesehatan lainnya lebih memperhatikan kesehatan ibu dan membangun komitmen yang dapat meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak menjadi lebih baik di masa depan.

“Kita perlu ketahui bahwa kalau kita bicara kematian ibu maupun kematian bayi, bukan hanya menjadi tanggung jawab dokter umum atau anak. Tapi perlu adanya kolaborasi antar-profesi maupun interprofesi, terutama melibatkan sejawat lainnya,” kata Ulul.

Baca juga: PBB: Tiap dua menit, perempuan meninggal karena hamil atau melahirkan
Baca juga: Angka kematian ibu saat bersalin di Amerika Serikat terus meningkat


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023