gangguan jiwa itu tidak hanya 'orang gila', justru sekarang yang lagi nge-trand dikalangan melenial itu soal cemas (Anxiety) hingga depresi
Ambon (ANTARA) - Spesialis kejiwaan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Maluku dr. Sherly Yakobus menekankan pentingnya kesadaran akan kesehatan jiwa bagi kalangan milenial di Maluku.

"Kesehatan manusia itu tidak hanya diukur dari fisik atau yang tampak saja, tetapi juga kesehatan jiwa penting untuk diperhatikan," ujarnya di Ambon, Kamis.

Dikatakan, penting bagi masyarakat luas untuk menyingkirkan stigma tentang "gangguan jiwa" yang digolongkan pada orang-orang tertentu seperti yang digambarkan saat ini.

"Coba kita lihat stigmanya yang katanya gangguan jiwa itu 'orang gila', justru sekarang yang lagi nge-trand di melenial itu soal cemas (Anxiety) hingga depresi," ucapnya.

Dikhawatirkan apabila cemas berlebihan dan depresi dibiarkan, tidak diperiksa hingga tak tertolong akan menimbulkan masalah-masalah baru di masyarakat.

"Kalau semisal ada remaja yang depresi, cemas berlebih karena hal tertentu lalu tidak diperiksakan ke sini (RSJ), justru akan berdampak ke hal-hal negatif lainnya seperti bunuh diri hingga kekerasan pada remaja," tuturnya.

Pasalnya permasalahan tersebut bisa saja diakibatkan oleh banyak hal seperti ekonomi dan masalah sosial lainnya.

Sementara itu data Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, dalam kurun waktu dua tahun terakhir tercatat ada 22 kasus bunuh diri.

Delapan kasus terjadi selama 2021, dan 14 kasus pada 2022 yang jika dirata-ratakan, satu orang bunuh diri setiap bulan.

Sedangkan pada awal 2023 sudah ada empat kejadian bunuh diri di wilayah Kota Ambon, dan Salahutu, Maluku Tengah.

Dari hasil penyelidikan terungkap penyebab sejumlah kasus bunuh diri dengan motif yang beragam. Namun, yang paling dominan adalah masalah internal keluarga dan ekonomi.

Beberapa kasus yang terjadi dalam dua tahun terkahir korbannya berada pada usia produktif.

Untuk itu Dokter Sherly meminta Pemerintah Daerah beserta pemangku kepentingan terakit dapat memperhatikan hal tersebut sebagai langkah untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Maluku yang berkualitas.

Saat ini RSKD Maluku menjadi satu-satunya rumah sakit yang melayani pasien gangguan jiwa karena telah bertransformasi dari RSJ menjadi RSKD itu sendiri.

​​
Tampak depan IGD RSKD Maluku (Antara/DedyAzis)

RSKD Maluku sendiri secara resmi telah menjadi rumah sakit yang terakreditasi paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) karena peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Berdasarkan Permenkes nomor 12 tahun 2020, standar akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Disebutkan dalam Permenkes 12 tahun 2020, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Pengaturan akreditasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkelanjutan dan melindungi
keselamatan pasien rumah sakit

Kemudian meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit, dan rumah sakit sebagai
institusi.

Serta meningkatkan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinik dan mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
Baca juga: RSKD Maluku kekurangan dokter spesialis ahli jiwa
Baca juga: Pemkab Sleman siapkan kader kesehatan jiwa hingga kecamatan
Baca juga: Psikiater: Kesehatan mental ibu berpengaruh terhadap perkembangan anak

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023