Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Faizal Drissa Hasibun, Sp.PD-KHOM menyarankan penyintas kanker melakukan kontrol ke dokter setiap tahun demi mendeteksi kekambuhan awal.

"Idealnya pasien kanker setiap tahun walaupun sudah lebih dari lima tahun bersih, setiap tahun mesti memeriksakan diri untuk deteksi dini," ujar dia dalam Webinar Kesehatan Dalam rangka Hari Kanker Sedunia 2023 yang diselenggarakan DWP Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bersama YKI Provinsi DKI Jakarta, Jumat.

Faizal mengatakan, apapun jenis kanker yang pernah diderita, suatu saat pasti akan kambuh sehingga para penyintas harus menyadari adanya kekambuhan dan melakukan pemeriksaan diri ke dokter.

Baca juga: Penyintas kanker wajib tahu "survivor care plan"

"Memang dua minggu sebelumnya tidak ada apa-apa nih. Tetapi seminggu terakhir ada migrain, nyeri-nyeri misalnya di telinga, belakang hidung rasanya ada suatu yang enggak biasa. Itu cepatlah ke rumah sakit untuk diperiksakan kembali. Jadi, namanya evaluasi ulang," kata dia.

Langkah ini, bahkan berlaku bagi penyintas kanker misalnya nasofaring yang sudah melewati masa 10 tahun sejak dinyatakan memiliki kanker. Menurut dia, penyintas kanker yang sudah melewati periode lima tahun sejak diagnosis termasuk populasi istimewa atau sintasannya cukup baik.

Lebih lanjut, Faizal menuturkan, kekambuhan awal yang dapat cepat terdeteksi memungkinkan pengobatan bisa dilakukan lebih cepat dan kesembuhan pasien lebih tinggi.

Baca juga: Rekonstruksi payudara dapat tingkatkan kualitas hidup penyintas kanker

Pada setahun pertama setelah dinyatakan tak ada kanker, seorang penyintas perlu melakukan kontrol setiap tiga bulan, kemudian menjadi setiap enam bulan pada tahun kedua dan ketiga.

"Setelah tahun ketiga mungkin tiap tahun. Jadi, masa-masa yang sudah makin jarang kontrol itu lupa memeriksakan dirinya lagi. Itu sering jadi kendala," tutur Faizal yang juga berprofesi sebagai Dosen Kedokteran di Universitas Yarsi dan lulusan Universitas Sumatera Utara itu.

Kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia dan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan penyakit ini menyebabkan hampir 10 juta kematian pada tahun 2020. Di antara jenis kanker yang paling umum pada tahun 2020, dalam hal kasus kanker baru, kanker payudara menempati urutan pertama dengan total 2,26 juta kasus, diikuti paru-paru (2,21 juta kasus), kolon dan rektum (1,93 juta kasus), prostat (1,41 juta kasus), kulit (non-melanoma) (1,20 juta kasus) serta lambung (1,09 juta kasus).

Baca juga: Pentingnya Sadari bagi penyintas kanker payudara dan wanita usai haid

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023