Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Jepang menegosiasikan kembali proyek "Mass Rapid Transportation" (MRT) dengan kemungkinan Indonesia bisa memperoleh minimal 30 persen kandungan lokal pada proyek tersebut. "Akan dilakukan negosiasi ulang, kita akan terima dengan baik," kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta di Jakarta, Senin petang, usai rapat koordinasi mengenai infrastruktur di Departemen Keuangan. Paskah mengharapkan kandungan lokal (dalam negeri) akan lebih besar lagi, "Kalau sekarang minimal mungkin nanti (kandungan lokal-red) minimal 30 persen," kata Paskah. Menurut Paskah, ia telah menerima Duta Besar Jepang untuk Indonesia dan masalah itu telah disampaikan kepada Duta Besar Jepang. Paskah juga mengatakan agar dilakukan tender terbuka dalam proyek tersebut. Proyek itu, kata dia, akan memadukan proses "tight" (mengikat-red) dan "untight" (tidak mengikat-red). Menurut dia MRT merupakan salah satu isu yang akan dibahas saat kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Jepang. Tentang desain and teknis proyek (design and enginering service) MRT, menurut Paskah, akan tetap dilakukan dengan pembiayaan dari dalam negeri. Ia berharap pemerintah Provinsi DKI Jakarta membiaya kegiatan itu sebab pemerintah pusat menyerahkan pembiayaan proyek tersebut kepada provinsi. Dalam hal ini, ia melanjutkan, pemerintah pusat hanya memfasilitasi dan memberikan supervisi. Ia mengatakan jika pendanaan proyek itu disetujui tahun 2006 maka pembangunannya tetap belum bisa dilakukan pada 2007 namun akan dilakukan pada 2008.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006