Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak lima kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh dilanda banjir yang dipicu curah hujan  tinggi mengguyur wilayah kabupaten setempat dalam dua hari terakhir.

“Kondisi terakhir air sudah surut dan aktivitas masyarakat telah normal,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBA di Banda Aceh, Jumat.

Ia menjelaskan banjir mulai merendam beberapa wilayah di Abdya pada Jumat (3/3) sekitar pukul 09.00 WIB, di antaranya Kecamatan Blangpidie, Tangan-Tangan, Manggeng, Lembah Sabil dan Kecamatan Setia.

Banjir merendam tujuh gampong atau desa di Kecamatan Blangpidie yakni Gampong Alue Pengawa, Tokoh, Blang Manggeng, Sejahtera, Lhok Pawoh, Pante Pirak dan Pante Raja.

Kemudian terdapat enam gampong di Kecamatan Tangan-tangan yakni Gampong Suak Labu, Jalo, Mesjid, Suak Nibung, Padang Kawa dan Suka Damai. Tiga gampong di Kecamatan Manggeng yakni Gampong Padang, Gampong Lhung Baro dan Gampong Paya.

Selanjutnya, empat gampong di Kecamatan Lembah Sabil yakni Gampong Ladang Tuha II, Alue Rambot, Kuta Paya, dan Suka Damai. Serta tiga gampong di Kecamatan Setia yakni Gampong Ujung Tanah, Tangan-Tangan Cut dan Cinta Makmur.

Kata dia, banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Aceh Barat Daya sejak Kamis (2/3) sehingga terjadi banjir dengan ketinggian air antara 10-50 centimeter, dan juga mengakibatkan lalu lintas sedikit terhambat.

"Dampaknya terendam rumah-rumah warga, lahan pertanian, dan sarana prasarana pemerintah. Untuk korban terdampak sebanyak 84 kepala keluarga sedang jumlah jiwa sedang dalam pendataan. Tidak ada pengungsi dan korban jiwa," katanya.

Saat menerima laporan banjir, BPBD Kabupaten Aceh Barat Daya telah melakukan penanganan evakuasi darurat dan mobilisasi korban bencana banjir, khususnya di wilayah Lembah Sabil, Manggeng, Tangan-Tangan dan Setia.

Sekaligus, pihaknya juga mengerahkan personel tim reaksi cepat, tim SAR Abdya, Tagana, TNI, Polri dan instansi terkait lainnya.

“Kemudian melakukan pembersihan material banjir di jembatan padang kawa Kecamatan Tangan-Tangan serta memberikan bantuan logistik pasca banjir kepada masyarakat yang terdampak,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Aceh sudah memasuki musim kemarau yang berpotensi muncul titik panas sehingga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Iya, kita sudah memasuki musim kemarau, jadi masyarakat perlu waspadai kebakaran hutan maupun kebakaran pemukiman,” kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad.

Meskipun sudah memasuki awal musim kemarau, namun kondisi cuaca di provinsi paling barat Indonesia itu masih tetap berpotensi diguyur hujan, dengan intensitas ringan dan tidak menyeluruh.

Akan tetapi, kata Zakaria, yang paling penting diwaspadai saat ini adalah kemunculan titik panas yang dapat menyebabkan kahutla, terutama mulai dari Kabupaten Aceh Besar hingga ke wilayah barat selatan Aceh seperti Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya.

Baca juga: BPBD dan SAR evakuasi warga terjebak banjir di Aceh Besar
Baca juga: BMKG: Zona musim di Aceh berubah dari lima jadi 15 ZOM

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023