"Harga minyak turun karena adanya penurunan harga sejumlah komoditi," kata David Thurtell, ahli strategi komoditas pada Commonwealth Bank di Sydney.
London (ANTARA News) - Harga minyak turun hingga di bawah 68 dolar AS per barel Senin, merupakan level terendah dalam enam minggu, menyusul adanya kekhawatiran bahwa inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan aksi jual pada sejumlah pasar komoditi. Harga minyak mentah turun 76 sen menjadi 67,77 dollar AS per barel pada pukul 1100 GMT, sedangkan minyak mentah Brent turun 71 sen menjadi 67,97 dollar AS per barrel, lapor Reuters. Penurunan itu menambah penurunan yang terjadi selama pekan lalu yang hampir mencapai lima persen, setelah ada tanda-tanda bahwa kenaikan harga bahan mentah akan menyebabkan kenaikan biaya hidup dan akan mempengaruhi keuangan konsumen. Kenaikan inflasi bisa memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga, yang pada gilirannya dapat menurunkan laju pertumbuan dan memangkas permintaan terhadap barang-barang komoditi. "Ini merupakan kelanjutan dari gelembung yang hampir meledak di pasar komoditas dan pasar energi pada pekan lalu," kata Christopher Bellew dari Bache Financial di London. Beberapa komoditas lain juga mengalami penurunan harga Senin. Harga perak juga turun hingga lebih dari tiga persen hingga mencapai level terendah dalam empat minggu sedangkan harga emas juga turun lebih dari tiga persen. "Harga minyak turun karena adanya penurunan harga sejumlah komoditi," kata David Thurtell, ahli strategi komoditas pada Commonwealth Bank di Sydney. Pelemahan pada harga berjangka bensin juga turut menyebabkan penurunan harga minyak tersebut. Harga berjangka bensin turun 2,47 sen menjadi 2,0137 dollar AS per gallon. Data dari pemerintah AS pekan lalu menunjukkan bahwa jumlah cadangan minyak kendaraan bermotor domestik naik untuk pekan ketiga berturut-turut. Kenaikan jumlah cadangan itu mengurangi kekhawatiran terjadinya kekurangan pasokan pada puncak musim bepergian pada musim panas. Sengketa antara Iran dan kekuatan Barat mengenai program nuklir Teheran juga memanas pada akhir pekan lalu. Amerika Serikat menyatakan tidak masuk akal bagi mereka untuk memberi jaminan bahwa pihaknya tidak akan berupaya menggulingkan pemerintahan Iran jika Teheran setuju terhadap paket insentif yang didukung oleh Eropa agar Iran menghentikan ambisi nuklirnya. Para diplomat mengfatakan bahwa Eropa menginginkan agar Washington memberi jaminan kemanan untuk mendukung paket tersebut tetapi Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice mengatakan bahwa hal seperti itu belum dibicarakan. Iran telah menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa percaya terhadap jaminan seperti itu. Kekhawatiran bahwa produksi Iran bisa dihentikan menyebabkan harga minyak melonjak hingga mencapai rekor baru senilai 75,35 dollar AS per barrel pada bulan April. Sementara itu organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) tampaknya akan mempertahankan kebijakan tingkat produksi minyak saat ini pada pertemuan mereka di Caracas pekan depan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006