kalau memang (cukup) dengan genset, kami bantu dengan genset
Jakarta (ANTARA) - Senior Manajer Distribusi PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Sugeng Widodo mengatakan telah menerjunkan ratusan petugas untuk mencegah pemadaman listrik kembali berlanjut setelah peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang,  Koja, Jakarta Utara, Jumat malam.

Sugeng menambahkan kalau masih ada rumah yang listriknya belum menyala pada Sabtu, maka rumah atau instalasi listrik itu pasti terkena dampak kebakaran yang berat.

"Kemungkinan ada sekitar 300 sampai 400 rumah lagi yang masih terdampak kebakaran atau instalasi listriknya rusak. Tapi kami ini masih menyusuri," kata Sugeng kepada wartawan di PT PLN Area Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu.

Untuk jaringan listrik yang masih padam ke arah pengungsian, pihaknya akan mengoordinasikan dengan aparatur setempat untuk pengiriman bantuan suplai daya cadangan.

"Jadi kami bantu, kalau memang (cukup) dengan genset, kami bantu dengan genset. Tapi kalau memang cukup dengan layanan multiguna, nanti kami layani dengan layanan multiguna," kata Sugeng.

Sugeng menjelaskan kalau awalnya hampir 100 persen dari sekitar 9.000 rumah pelanggan di sekitar depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara terkena dampak mati listrik karena pemadaman 23 gardu yang dilakukan pada Jumat, pukul 20.11 WIB.

Dia mengatakan 23 gardu itu berada di Jalan Yos Sudarso, Jembatan Tiga, dan Jembatan Empat. Kemudian juga ada di daerah jalan Tanah Merah, kemudian daerah Plumpang, Koja, serta lainnya di sekitar Depo Pertamina Plumpang yang mengalami kebakaran.

Sugeng mengungkapkan ada dua alasan mengapa PLN harus memadamkan  23 gardu listrik setelah  empat menit menerima laporan awal kebakaran di depo Pertamina Plumpang, sekitar pukul 20.15 WIB.

Pertama, untuk mendukung proses pemadaman yang tengah berlangsung di lokasi kebakaran yang merambat hingga dua RW, yaitu RW01 dan RW09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.

"Seluruh gardu yang berada di sekitar depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara baru boleh dihidupkan setelah api benar-benar padam. Ini untuk menjaga keselamatan petugas pemadam kebakaran di lokasi," kata Sugeng.

Alasan kedua adalah petugas khawatir pada menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di sekitar depo Pertamina Plumpang ikut terkena jilatan api kebakaran.

Menara SUTT di situ memiliki empat sirkuit yang akan memberi pasokan listrik ke pelanggan di Plumpang ke arah Pegangsaan dan dari Plumpang ke arah Kandang Sapi. Lalu dari Plumpang ke arah Pangeran Karang. Jika gardu-gardu tidak dimatikan sementara, sampai proses pemadaman dinyatakan selesai, petugas khawatir pasokan listrik ke wilayah-wilayah aliran listrik tersebut akan terganggu.

Jadi Jumat dini hari, ketika pemadaman dinyatakan selesai pukul 01.30 WIB dinihari, 30 menit hingga satu jam setelahnya petugas langsung bergerak mengoperasikan kembali gardu-gardu yang tadinya sudah dipadamkan sementara.

Saat itu baru sekitar 6.000 rumah pelanggan yang mulai menyala listriknya. Sempat tersisa 3.000 pelanggan lagi, tapi akhirnya pengoperasian 23 gardu dinyatakan tuntas 100 persen pada Sabtu, pukul 10.30 WIB.

"Jadi teman-teman dari tadi malam, api padam itu kan kira-kira jam 01.30, itu petugas dari berbagai unit langsung jalan memastikan kabel-kabel yang dinormalkan gardunya itu aman. Sehingga makanya normalnya baru 100 persen di jam 10.30 WIB tadi," kata Sugeng.

Sugeng bersyukur karena kesigapan petugas PLN gabungan di UID Jakarta Raya, tak hanya 23 gardu listrik yang aman dari kerusakan, tapi empat menara SUTT juga ikut aman, tidak mengalami kerusakan berat.

"Menara SUTT sudah cukup dibersihkan dan diganti beberapa material komponen sedikit. Alhamdulillah tidak ada kerusakan yang berat, kecuali yang namanya ke arah rumah-rumah yang terbakar itu. Jadi ada namanya kabel Sambungan Rumah (SR), ATP, autometer kami, dan juga beberapa jaringan tegangan rendah (JTR) kami yang ke arah rumah yang terbakar," kata Sugeng.
Baca juga: Polri kerahkan Tim DVI indentifikasi korban kebakaran Plumpang
Baca juga: Erick Thohir: Kita fokus korban kebakaran Plumpang terlebih dahulu
Baca juga: Pemerintah minta Pertamina analisa risiko semua fasilitas


Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023