Kabupaten Kepulauan Sitaro (ANTARA) - Sebanyak lima desa dan kelurahan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, rawan terdampak awan panas guguran dari Gunung Karangetang.

"Sekarang ini guguran lava pijar mengarah ke beberapa kali yang ada di sektor barat dan sektor timur," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Kabupaten Sitaro Yudia P. Tatipang di Manado, Sabtu.

Di sektor barat, terdapat Kali Batang yang melewati permukiman Desa Dompase, Kecamatan Siau Tengah, Kali Beha Barat melintasi Desa Mini, Kecamatan Siau Barat Utara, dan Kali Timbelang mengarah ke Desa Lehi, Kecamatan Siau Barat .

Di sektor timur, terdapat Kali Batu Awang yang melintasi Dusun Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur serta Kali Kahetang melewati Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur.

"Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang saat ini memang mengarah ke kali atau sungai-sungai tersebut, dan yang harus diwaspadai adalah awan panas guguran. Apalagi, awan panas ini akan meluncur deras dengan suhu tinggi ke permukiman yang ada di sekitar kali," katanya.

Baca juga: Gunung Karangetang di Sulawesi Utara naik status ke level siaga

Dia menyebutkan dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Karangetang saat ini, warga yang bermukim di Dusun Kola-Kola diungsikan ke museum karena khawatir terdampak awan panas guguran seperti pada 2015.

"Karena itu kami terus berharap warga mematuhi radius bahaya Gunung Karangetang yang telah dikeluarkan Pusat vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," katanya.

Data pengamatan Pos Gunung Api Karangetang pukul 12.00-18.00 Wita, jarak luncur guguran lava ke arah Kali Batang sekitar 1.800 meter, ke arah Kali Timbelang dan Beha Barat sekitar 750-1.750 meter, sedangkan ke arah Kali Batuawang dan Kali Kahetang sekitar 700-2.000 meter.

Baca juga: Status Siaga Tiga di tiga gunung berapi Sulut
Baca juga: PGA Karangetang: Luncuran lava pijar masih terlihat
Baca juga: BPBD: Masyarakat masih mengungsi akibat erupsi Gunung Karangetang

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023