Doha (ANTARA) - Emir Qatar mengaku heran atas terhambatnya pengiriman bantuan bagi korban gempa di Suriah dan menegaskan bahwa menghambat bantuan kemanusiaan untuk kepentingan politik adalah perbuatan yang salah.

Kritik Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani tersebut tampaknya diarahkan ke pemerintah Suriah.

Qatar adalah salah satu negara Timur Tengah yang menyokong kelompok oposisi dalam perang saudara di Suriah dan sempat mengkritik upaya beberapa negara lain yang memulihkan hubungan dengan pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar Al Assad.

"Saya heran dengan tertundanya pengiriman bantuan kepada rakyat (Suriah), dan saya tegaskan bahwa mengeksploitasi tragedi kemanusiaan untuk kepentingan politik tidak dapat diterima," kata Sheikh Tamim.

Pada pembukaan Konferensi Negara Kurang Berkembang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Doha, Minggu, dia juga menekankan pentingnya membantu rakyat Suriah tanpa ragu dan mendukung usaha Turki pulih dari gempa 6 Februari lalu.

Sekitar 45 ribu orang meninggal di Turki akibat gempa tersebut, dan total korban jiwa, termasuk di Suriah, mencapai sekitar 51 ribu. Daerah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak adalah yang paling parah terhantam gempa.

Sementara itu, PBB telah menyerukan semua pihak yang berseteru di Suriah--negara yang telah porak poranda akibat perang berkepanjangan---membuka akses untuk mempermudah distribusi bantuan.

Beberapa organisasi bantuan menuduh pemerintah Suriah melakukan politisasi, sementara organisasi lain menyatakan pihak oposisi garis keras telah merintangi pengiriman bantuan dari wilayah yang dikuasai pemerintah.

Qatar telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah melalui Turki, sementara negara-negara jazirah Arab lain seperti Uni Emirat Arab menerbangkan sendiri bantuan mereka ke Suriah.

Sebagaimana Amerika Serikat, Qatar telah menyatakan penentangannya terhadap upaya memulihkan hubungan dengan Assad karena menilai penguasa bertindak brutal selama konflik tersebut.

Negara itu juga menekankan pentingnya mencapai kemajuan dalam penyelesaian politik.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jumlah korban tewas gempa Turki lewati 45.000 orang
Baca juga: Pascagempa, 40 ribu pengungsi Suriah kembali dari Turki

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023