Geneva (ANTARA) - Kepala kelompok tanggap darurat "White Helmets" Suriah, pada Jumat, mengecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena gagal mengirimkan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak, yang juga terdampak gempa.

Kepala White Helmets Raed Al Saleh, mengatakan daerah itu belum menerima bantuan apa pun dari PBB sejak gempa bumi yang terjadi pada Senin (6/2).

Dia menambahkan, enam truk yang melintasi perbatasan ke Suriah pada Kamis (9/2), ternyata adalah truk pengiriman reguler yang tertunda karena gempa.

"Truk-truk yang masuk kemarin adalah rombongan yang dijadwalkan masuk pada Senin tapi terlambat karena gempa," katanya kepada wartawan melalui tautan video dari Idlib.

Menurutnya, belum ada bantuan tanggap bencana dari PBB yang telah tiba ke daerah barat laut Suriah.

Saleh menyebut upaya penanganan PBB sebuah kekacauan besar dan mengatakan badan itu harus meminta maaf kepada rakyat Suriah atas kurangnya bantuan yang diberikan.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas tuduhan Saleh itu.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan sedikitnya 14 truk yang membawa bantuan kemanusiaan telah menyeberang ke Suriah dari kota Gaziantep di Turki selatan pada Jumat.

Truk-truk itu membawa bantuan seperti pemanas listrik, tenda, dan selimut, ke daerah Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah, kata IOM.

Ketika ditanya apakah 14 truk yang menyeberang ke Suriah adalah bagian dari pengiriman bantuan reguler dan tidak terkait dengan respons gempa, juru bicara IOM Paul Dillon mengatakan persiapan lokasi bantuan bukan menjadi masalah.

"Isu sekarang adalah bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan, termasuk tenda, selimut, dan bahan lainnya, sedang dikirim ke barat laut Suriah untuk para pengungsi," kata Dillon .

White Helmets, yang dikenal secara resmi sebagai Pertahanan Sipil Suriah, telah berkontribusi dalam menyelamatkan ribuan orang di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dan dilanda pemboman oleh pemerintah dan pasukan Rusia selama dua belas tahun perang saudara.

Anggota White Helmets menegaskan bahwa posisi mereka netral, sedangkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan para pendukungnya, termasuk Rusia, menggambarkan mereka sebagai alat propaganda Barat dan kelompok pemberontak.

Sumber: Reuters
Baca juga: Turki berencana buka perbatasan dengan Suriah untuk distribusi bantuan
Baca juga: Sekjen PBB meminta lebih banyak bantuan ke barat daya Suriah
Baca juga: Turki berpacu dengan waktu selamatkan korban gempa

 

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023