Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) telah melakukan pemadaman listrik di Jawa-Bali menyusul terganggunya sejumlah pembangkit di sistem ketenagalistrikan di wilayah tersebut. Juru bicara PLN Muljo Adji AG kepada pers di Jakarta, Selasa mengatakan, pada Selasa pagi pukul 10.48 WIB, PLN terpaksa melakukan pemadaman sebanyak 240 MW di wilayah Jawa-Bali dan Selasa siang bertambah lagi menjadi 250 MW. "Pada malam ini, kemungkinan pemadaman masih berlanjut, kalau tidak ada penghematan pelanggan khususnya rumah tangga," katanya. Muljo mengatakan, kapasitas daya diperkirakan defisit 480 MW pada saat beban puncak Selasa malam ini. Kalau defisit tidak tertangani maka pembagian pemadamannya adalah Jakarta 129 MW, Jabar dan Banten 140 MW, Jawa Tengah 65 MW, Jatim 130 MW, dan Bali 16 MW. Sejumlah pembangkit mengalami kerusakan dan masa pemeliharaan. PLTGU Muara Karang 500 MW dan PLTGU Priok 1.050 MW terganggu akibat berkurangnya pasokan gas. PLTU Paiton Unit 5 berkapasitas 600 MW mengalami gangguan karena mesin penghancur batubara rusak. Sedang, pembangkit yang memasuki masa pemeliharaan adalah PLTU Suralaya Unit 6 berkapasitas 600 MW, PLTU Paiton Unit 2 400 MW dan Paiton Unit 8 600 MW. Muljo menambahkan, kondisi Selasa malam ini lebih berat dibandingkan Senin (22/5) malam. PLN akan mengantisipasi defisit dengan mengoperasikan kembali PLTGU Cilegon yang masih dalam tahap uji coba dan PLTU Paiton Unit II yang masih masa pemeliharaan. "Kita juga akan memaksimalkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, Saguling, dan Jatiluhur dengan kapasitas total 1.850 MW," katanya. Menurut Muljo, pada Senin (22/5) malam, tidak terjadi pemadaman, karena defisit 300 MW ditutupi PLTGU Cilegon yang masih dalam tahap uji coba 160 MW dan partisipasi industri dan masyarakat mengurangi pemakaian listrik. "Pada Senin malam, beban puncak yang semula diperkirakan 14.180 MW turun menjadi 13.858 MW. Jadi tadi malam tidak ada pemadaman," katanya. Muljo menambahkan, pada Selasa malam ini, PLN masih mengharapkan bantuan pelanggan lagi agar mengurangi pemakaian listrik saat beban puncak.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006