Washington (ANTARA) - Kajian intelijen baru yang dilihat oleh sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) mengindikasikan bahwa kelompok pro-Ukraina melakukan serangan sabotase terhadap jaringan pipa gas Nord Stream tahun lalu, menurut New York Times, Selasa (7/3).

Namun, kajian intelijen tersebut masih belum memiliki kesimpulan yang tegas, tulis harian tersebut, seraya menyebutkan bahwa kelompok itu terdiri dari warga negara Ukraina atau Rusia.

Tidak terdapat bukti bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atau pejabat pemerintahan Ukraina lainnya berada di balik ledakan dan kebocoran gas alam di Laut Baltik, tulis NYT yang mengutip para pejabat itu.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan intelijen itu secara mandiri.

Juru Bicara Gedung Putih John Kirby menyatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa Washington masih menunggu penyelidikan di Jerman, Swedia dan Denmark, sebelum mengambil kesimpulan.

"Kami percaya, dan Presiden (Joe Biden) telah mengatakan ini, bahwa ini adalah tindakan sabotase. Namun, kita harus membiarkan penyelidikan ini sampai tahap kesimpulan dan pada saat itulah dapat dilihat tindakan lanjutan apa yang selayaknya harus atau jangan dilakukan," katanya.

Jerman menyatakan pada Selasa (7/3) bahwa mereka telah membaca laporan NYT itu, tetapi penyelidikan mereka sendiri belum membuahkan hasil.

Seorang ajudan senior Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, menyatakan pada Selasa bahwa Kiev "sama sekali tidak terlibat" dalam ledakan itu dan tidak memiliki informasi mengenai apa yang terjadi.

Perwakilan pemerintah Rusia belum dapat dihubungi.

AS dan NATO menyatakan bahwa serangan pada 26 September 2022 itu adalah "tindakan sabotase", sedangkan Moskow menyalahkan Barat. Kedua pihak belum memberikan bukti.

Jaringan pipa Nord Stream dibangun oleh badan usaha milik negara Rusia, Gazprom, untuk mengirimkan gas alam dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik.

Namun, karena perseteruan antara Rusia dan Uni Eropa terkait serangan Rusia ke Ukraina, Nord Stream tidak beroperasi ketika ledakan terjadi, yang menghancurkan tiga dari empat pipa yang ada.

Perwakilan Gazprom belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Oposisi terhadap Putin

Kajian intelijen itu mengatakan pihak yang melakukan serangan adalah kelompok penentang Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi tidak memberikan gambaran terperinci mengenai anggota kelompok itu, atau siapa yang mengarahkan atau membayar operasi tersebut, menurut NYT.

Para pejabat AS tersebut menolak mengatakan status kajian itu, bagaimana mereka memperolehnya atau perincian terkait bukti-bukti yang disajikan, tulis harian tersebut.

Para pejabat yang berbicara secara anonim itu menyatakan bahwa belum ada kesimpulan tegas mengenai hal tersebut.

Mereka yang melihat kajian intelijen itu mengaku percaya bahwa pelaku sabotase kemungkinan besar adalah warga negara Ukraina atau Rusia, atau gabungan dari keduanya.

Mereka juga mengatakan tidak ada warga negara Amerika atau Inggris yang terlibat, menurut laporan NYT.

Rusia bulan lalu mengusulkan sebuah draf resolusi kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB, yang bila disepakati akan mendorong penyelidikan internasional untuk mengidentifikasi siapa pihak yang bertanggung jawab.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan bahwa laporan NYT itu "hanya membuktikan bahwa inisiatif kami untuk meluncurkan penyelidikan internasional di bawah naungan Sekjen PBB, sangat tepat waktu".

"Pada akhir Maret dipastikan akan ada pemungutan suara," kata Polyanskiy kepada Reuters pada Selasa.

Setahun sejak invasi, Eropa secara drastis telah memotong impor energi dari Rusia.

Moskow pekan ini menyerukan semua pemegang saham Nord Stream untuk menentukan kelanjutan jaringan pipa gas tersebut.

Perusahaan energi Jerman, E.ON, salah satu pemegang saham Nord Stream, menolak berkomentar.

Ledakan pipa Nord Stream terjadi di perairan internasional di dalam zona ekonomi Denmark dan Swedia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Hongaria desak penyelidikan PBB atas peledakan pipa gas Nord Stream
Baca juga: Norwegia tertarik pada proyek sabotase Nord Stream

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023