Yogyakart (ANTARA News) - Awan panas dari puncak Gunung Merapi masih mengarah ke hulu Kali Krasak, dan hanya sebagian kecil yang mengarah ke hulu Kali Boyong dan Kali Gendol. "Sejak pukul 06.00-12.00 WIB telah terjadi awan panas sebanyak 11 kali yang sebagian besar mengarah ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Dr Ratdomo Purbo di Yogyakarta, Selasa sore. Menurut dia, secara kuantitas, awan panas yang terjadi pukul 06.00-12.00 WIB tersebut lebih banyak dibanding pukul 00.00-06.00 WIB yang hanya lima kali. Namun, secara kualitas, awan panas yang terjadi masih tetap sama, yakni jarak luncurnya maksimum 3,5 kilometer. "Jika dibandingkan dengan awan panas yang terjadi Senin (15/5), baik secara kuantitas maupun kualitas memang terjadi penurunan. Namun, hingga saat ini Merapi masih menunjukkan aktivitas tinggi kendati fluktuatif," katanya. Ia menyebutkan saat ini alur awan panas juga sudah terlihat jelas, yakni ke arah Kali Krasak dan Kali Gendol, sedikit ke arah Kali Boyong dan Kali Bedog, sehingga kawasan pemukiman di sekitar sungai tersebut masih tetap dikosongkan, karena beresiko terkena awan panas. "Resiko awan panas masih mengancam, karena aktivitas Merapi masih cukup tinggi dan volume kubah lava baru masih sekitar 2,3 juta meter kubik. Saat ini aktivitas Merapi masih dalam status `awas`, meskipun secara sektoral dapat dinyatakan `awas terbatas`," ujar dia. Ia menjelaskan status `awas terbatas` secara sektoral itu diberlakukan, karena berdasarkan pemantauan intensif, diperoleh data yang mengindikasikan sangat kecil kemungkinan terjadi awan panas ke arah barat, barat laut, utara dan tenggara, yang meliputi Kali Sat, Lamat, Senowo, Trising, Apu dan Kali Woro. "Karena itu, penduduk yang mengungsi yang bermukim di sepanjang kawasan tersebut diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing, namun diminta untuk tetap waspada," sambungnya. Sedangkan yang masih berpotensi terancam awan panas secara sektoral adalah arah barat daya dan selatan, yang meliputi Kali Krasak, Bedog, Boyong dan Kali Gendol. "Atas dasar itu, penduduk yang bermukim di sepanjang alur sungai tersebut dalam radius tujuh kilometer dari puncak Merapi pada jarak 300 meter dari tebing sungai diminta untuk tetap di tempat pengungsian," tandasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006