New York (ANTARA) - Dolar AS merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan klaim pengangguran AS naik lebih dari yang diperkirakan pekan lalu, meningkatkan harapan bahwa pelemahan pasar tenaga kerja akan mengurangi kemungkinan Federal Reserve mempercepat kembali laju kenaikan suku bunganya.

Klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS naik 21.000 menjadi 211.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 4 Maret. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 195.000 klaim untuk pekan terakhir.

Itu terjadi sebelum laporan pekerjaan yang sangat dinantikan pada Jumat untuk Februari, yang dapat menentukan apakah Fed meningkatkan laju kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin pada pertemuan 21-22 Maret.

"Banyak pedagang menarik napas lega karena kami mulai melihat pelemahan di pasar tenaga kerja," kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA di New York. "Ketakutannya adalah jika kita mendapatkan laporan penggajian yang kuat besok, itu hanya akan memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga setengah poin."

Indeks dolar terakhir turun 0,31 persen terhadap sekeranjang enam mata uang di 105,28. Itu turun dari tertinggi tiga bulan di 105,88 pada Rabu (8/3/2023). Euro naik 0,31 persen menjadi 1,0577 dolar dan naik dari level terendah dua bulan di 1,0524 dolar AS pada Rabu (8/3/2023).

Ketua Fed Jerome Powell pada Rabu (8/3/2023) menegaskan kembali kesaksiannya di depan Kongres dari Selasa (7/3/2023) tentang kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan berpotensi lebih cepat, tetapi menekankan bahwa perdebatan masih berlangsung, dengan keputusan bergantung pada data yang akan dikeluarkan sebelum pertemuan Maret.

Pedagang berjangka dana Fed sekarang memperkirakan probabilitas 60 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, naik dari sekitar 22 persen sebelum komentar Powell pada Selasa (7/3/2023).

Data Jumat diharapkan menunjukkan pemberi kerja menambahkan 205.000 pekerjaan pada Februari, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters, jauh di bawah kenaikan 517.000 yang jauh lebih besar dari perkiraan pada Januari. Upah diharapkan meningkat 0,3 persen untuk bulan ini, dan 4,7 persen setiap tahun.

Data inflasi harga konsumen pada Selasa (14/3/2023) juga akan menjadi kunci keputusan Fed. Diharapkan untuk menunjukkan bahwa harga naik 0,4 persen pada Februari.

Jika pasar tenaga kerja tetap kuat dan inflasi tetap tinggi, imbal hasil obligasi pemerintah dapat menghadapi kenaikan lebih lanjut, yang juga akan mendorong greenback.

"The Fed akan tetap bergantung pada data dan itu akan membuat kita rentan terhadap beberapa tekanan lebih lanjut di pasar obligasi, yang dapat membuat perdagangan dolar bertahan sedikit lebih lama," kata Moya.

Yen naik sehari sebelum bank sentral Jepang mengakhiri pertemuan terakhirnya bersama gubernur Haruhiko Kuroda.

Bank sentral Jepang diperkirakan akan mengakhiri kebijakan pengendalian imbal hasil jangka panjangnya tahun ini, tetapi tidak membuat perubahan besar minggu ini, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.

Dolar turun 0,87 persen terhadap mata uang Jepang menjadi 136,216 yen. Dolar mencapai tertinggi tiga bulan di 137,90 pada Rabu (8/3/2023).

Sterling adalah salah satu pemain terbaik pada Kamis (9/3/2023), naik 0,58 persen menjadi 1,1911 dolar. Sterling jatuh ke level terendah lebih dari tiga bulan di 1,18050 dolar pada Rabu (8/3/2023).

Baca juga: Dolar menjulang di awal sesi Asia, imbas kesaksian Powell masih ada
Baca juga: Rubel stabil dekat 76 vs dolar, saham Rusia dekati tertinggi 6-bulan
Baca juga: Harga emas terangkat 16 dolar AS ditopang pelemahan "greenback"

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023