Tahun 2015, Perumahan Wahyu Utomo terpilih sebagai wilayah pertama pengembangan jargas di Semarang
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan monitoring pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga, yang dilaksanakan PT PGN Tbk di Semarang, Jawa Tengah.

BPH Migas mengunjungi pelanggan PGN di Perumahan Wahyu Utomo sebagai wilayah pioner pembangunan jargas di Semarang, Kamis (9/3/2023).

"Tahun 2015, Perumahan Wahyu Utomo terpilih sebagai wilayah pertama pengembangan jargas di Semarang. Kala itu belum ada alokasi gas melalui pipa, sehingga menggunakan moda CNG dari Jawa Timur," ujar Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Jargas di Perumahan Wahyu Utomo tersebut dibangun menggunakan skema investasi internal PGN yaitu melalui program PGN Sayang Ibu (PSI).

Baca juga: Monitoring Pembangunan Jargas, BPH Migas Kunjungi PGN SOR III Area Semarang

BPH Migas berkesempatan melakukan dialog dengan Wawan sebagai salah satu pemanfaat jargas PSI di Perumahan Wahyu Utomo.

"Kita membandingkan dengan elpiji 12 kilogram. Dalam sebulan, Pak Wawan menggunakan jargas senilai Rp80 ribu, sehingga memberikan manfaat efisiensi hingga Rp100 ribu," ungkap Wahyudi.

PGN terus mengembangkan investasi internal untuk jargas rumah tangga, yang saat ini tengah berjalan di Semarang Kota dan Semarang Tengah.

Alokasi gas PGN cukup besar dengan mendapatkan pasokan dari Lapangan Jambaran Tiung Biru. Dengan sumber pasokan yang lebih dekat, harapannya dapat memacu perluasan jargas di Jawa Tengah.

"Kami berkomitmen untuk perluasan jargas di Semarang. Saat ini, jumlah pelanggan jargas di Jawa Tengah termasuk Semarang sekitar 14.000. Tahun 2023, kami berharap pembangunannya berjalan lancar agar dapat mencapai 20.000 sambungan rumah di Semarang," ujar General Manager PGN Sales Operation Region III (SOR III) Edi Armawiria.

Wahyudi menambahkan kunjungan monitoring kali ini juga untuk memastikan agar penggunaan gas kota lebih dimasifkan kembali untuk mengurangi beban subsidi pemerintah dan impor elpiji yang saat ini mencapai sekitar 80 persen.

"Apalagi, bahan baku elpiji menurun, namun tidak dengan gas bumi yang saat ini melimpah," ujarnya.

Wahyudi juga mengatakan pemerintah menargetkan pembangunan jargas sebanyak empat juta sambungan rumah sampai 2024.

Untuk mencapai target itu, pemerintah memberikan penugasan kepada badan usaha salah satunya PGN yang memiliki alokasi, infrastruktur, dan SDM yang memadai di bidang gas bumi.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah mendukung dan mendorong perluasan jargas di berbagai wilayah dengan berbagai skema investasi.

Baca juga: BPH Migas Tanda Tangani PKS dengan BIN, Sinergi Pengawasan dan Pengamanan Preventif Distribusi BBM Subsidi Tepat Sasaran

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023