Jakarta (ANTARA) - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa yang paling penting dari analisis kebijakan luar negeri adalah kualitas dari analisis tersebut.

“Mengatakan ‘saya analis kebijakan luar negeri perempuan, saya analis kebijakan luar negeri laki-laki’ tidak akan mengesankan siapa pun. Yang paling penting adalah kualitas analisis kebijakan,” kata Dino Patti Djalal dalam acara “Indonesian Women in Foreign Policy” 2023.

Dino mengatakan bahwa perempuan bisa bekerja sebaik laki-laki, bahkan sering kali lebih baik daripada laki-laki sebagai diplomat dan analis kebijakan luar negeri.

Mantan Dubes AS ini juga mengatakan bahwa perempuan secara umum lebih bijaksana dan lebih jelas saat mengutarakan argumen.

“Perempuan itu lebih sistematik, dan lebih jelas. Aliran argumen mereka mudah untuk dibaca. Saya menyadari ini saat mengajar,” ujar Dino.

Dino melanjutkan bahwa misinya adalah memastikan perempuan yang memperhatikan kebijakan luar negeri dan memiliki ambisi untuk menjadi diplomat atau analis kebijakan luar negeri diberi ruang dan kesempatan untuk melayani dan menjadi unggul.

“Hanya 10 persen perempuan diplomat yang menjadi duta besar, dan itu sangat tidak bisa diterima,” ujarnya.

Sementara itu mantan menteri luar negeri Indonesia periode 2001-2009 Hassan Wirajuda juga mengatakan bahwa perempuan bisa menjadi duta besar yang baik.

“Berikan kesempatan yang setara pada perempuan, mereka akan berkompetisi, mereka akan menjadi duta besar yang baik,” kata Hassan.

Di kesempatan yang sama, Grace Clegg dari Kedubes AS mengatakan bahwa penting sekali lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi dalam kebijakan luar negeri.

“Kami ingin melihat Indonesia yang kuat dan independen, kami ingin melihat wartawan dan analis memberikan ide mereka agar negeri ini bisa lebih maju,” kata Grace.

Baca juga: Akademisi: kebijakan luar negeri yang berlaku di Indonesia kompleks
Baca juga: Dino Patti: Indonesia perlu strategi besar kebijakan luar negeri
Baca juga: FPCI kembali gelar konferensi kebijakan luar negeri tahunan


Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023