Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan langkah negaranya masuk Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak boleh dilihat sebagai amal atau imbalan, sebaliknya sebagai bentuk kepentingan pragmatis terbaik untuk masyarakat Eropa.

“Keanggotaan Ukraina dalam Uni Eropa dan NATO akan menjamin perdamaian dan stabilitas jangka panjang," kata Kuleba ketika berpidato dalam KTT Oxford-Ukraina di Inggris pada Senin waktu setempat.

Dia mengatakan sikap yang semakin ambigu dan setengah-setengah yang membuat Ukraina seperti berada "di ruang tunggu" akan memicu agresi baru dari Rusia yang jelas tak diinginkan Eropa.

Dalam pernyataannya, Kuleba mengatakan tidak perlu mempedulikan Rusia karena Presiden Vladimir Putin telah sangat terbuka mengungkapkan posisinya.

Menurut dia, Ukraina harus menang untuk memastikan Rusia tidak mendapatkan keinginan untuk "apa yang telah dilakukannya" terhadap Ukraina.

Kuleba menegaskan bahwa keamanan Ukraina dan Eropa adalah tak terpisahkan dan untuk itu reputasi, kredibilitas, dan pengaruh NATO serta Uni Eropa akan mencapai titik terendah jika pada awal perang Rusia-Ukraina itu Kiev kalah dari Rusia.

Baca juga: Kanselir Jerman berjanji lanjutkan dukungan militer untuk Ukraina

“Jangan salah Moskow yang semakin berani akan mencari sasaran-sasaran baru. Moldova, Balkan, Eropa Tengah, dan negara-negara Baltik. Putin tidak akan berhenti di Ukraina. Oleh karena itu, jelas betapa fundamentalnya hubungan keamanan Ukraina dengan Eropa,” kata Kuleba.

Dia juga menandaskan bahwa mitra-mitra Ukraina menjadi semakin sadar akan hal ini, yang tercermin dari dukungan militer mereka, yang "lebih dari setahun lalu tak terpikirkan."

“Banyak yang telah dijanjikan, tetapi harus diwujudkan sesegera mungkin agar Ukraina mendapatkan keuntungan yang menentukan. Seharusnya tidak ada tabu dalam memberi senjata apa pun kepada Ukraina. Semuanya, termasuk pesawat tempur, harus diberikan ke Ukraina,” kata Kuleba.

Sehari sebelumnya, Kuleba mengaku tak berharap Ukraina bisa mendapatkan jet tempur dalam waktu dekat akibat kesulitan logistik dan teknis.

Setelah mengamankan pengiriman tank tempur pada Januari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta jet tempur Barat untuk mempertahankan wilayah udaranya dari serangan Rusia.

Permintaan tersebut untuk saat ini dikesampingkan oleh negara-negara seperti AS dan Jerman.

Baca juga: Zelenskiy anugerahi serdadu yang dieksekusi Rusia sebagai pahlawan

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023