Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melantik tiga kepala perwakilan BKKBN provinsi serta kepala biro hukum, organisasi dan tata laksana untuk kantor pusat.

"Saya atas nama lembaga BKKBN mengucapkan selamat kepada para pejabat yang baru saja dilantik. Penempatan saudara adalah bentuk kepercayaan instansi, kemampuan potensi yang saudara miliki, serta memperhatikan pola karir pegawai ASN di lingkungan BKKBN, dan saudara melalui proses secara formal objektif, terbuka dan transparan, tentu anda sudah bisa merasakan.” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BKKBN: 96.803 akseptor KB terlayani di Hari Perempuan Internasional

Dalam pelantikan yang diselenggarakan pada Selasa (14/3) di Kantor BKKBN Pusat Jakarta, Hasto menyebutkan keempat pejabat pimpinan tinggi pratama yang dilantik itu adalah Puji Prihatiningsih sebagai Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana.

Kemudian tiga Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, yakni Nurizky Permanajati sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Pintauli Romangasi Siregar sebagai Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Barat dan Jeanny Yola Winokan sebagai Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah.

Hasto meminta para pejabat yang baru dilantik untuk memberikan sebuah inovasi kebijakan yang mampu meningkatkan dan mengubah performa unit kerjanya masing-masing, karena saat ini dibutuhkan keberanian Kepala Perwakilan untuk melakukan proyek perubahan, salah satunya pekerjaan di lapangan adalah dengan menggerakkan dan mengumpulkan seluruh Dinas OPD KB Kabupaten/Kota.

"Saya melihat kepala perwakilan ini banyak yang kurang berani. Mulai dari masalah yang konvensional, seperti katakanlah pelayanan KB, perlu banyak inovasi yang dilakukan, sekarang ini stunting. Kalau anda tidak ada perubahan dalam satu dua tahun, habislah waktu dan tidak meninggalkan sesuatu," ujarnya.

Baca juga: BKKBN sebut stunting gerus masa depan anak-anak bangsa

Baca juga: Ahli: Jarang ada yang putuskan childfree karena alasan finansial


Ia menekankan bahwa 80 persen kunci sukses menggalakkan program Bangga Kencana terkait stunting di lapangan, bergantung pada soft skill. Meski perlu diimbangi dengan penguasaan hard skill sebelum terjun ke lapangan agar tetap sesuai dengan kajian sains.

“Jabatan itu jangan dinikmati, kalau dinikmati kita akan terbiasa mencari itu terus. Jabatan itu dihayati, termasuk penderitaanya, karena pemimpin identik dengan penderitaan. Pemimpin adalah pelayan dan identik dengan menderita. Menderita dalam arti harus melayani publik, melayani orang lain," katanya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023