Zurich/Frankfurt (ANTARA) - Bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), berjanji pada Rabu (15/3/2023) untuk mendanai Credit Suisse dengan likuiditas "jika perlu", yang pertama bagi bank global sejak krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu.

Dalam pernyataan bersama dengan Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss FINMA, mereka mengumumkan langkah radikal tersebut, tetapi menegaskan bahwa Credit Suisse sehat dan "memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang diberlakukan pada bank-bank yang penting secara sistemik".

Langkah untuk mendukung bank, dengan janji uang bank sentral, dirancang untuk membendung krisis kepercayaan pada pemberi pinjaman terbesar kedua di Swiss.

Namun, hal itu menempatkan bank sentral dalam kesulitan, jika kepercayaan pada bank terus jatuh.

Saham bank telah anjlok lebih dari 30 persen pada Rabu (15/3/2023), setelah berbulan-bulan kekacauan. Pemerintah dan setidaknya satu bank menekan Swiss untuk bertindak, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut.

SNB dan FINMA berusaha untuk mendukung kepercayaan pada bank, dengan mengatakan bahwa "tidak ada indikasi risiko penularan langsung untuk institusi Swiss karena gejolak saat ini di pasar perbankan AS."

"Kami menyambut baik pernyataan dukungan tersebut," kata Credit Suisse.

Pemberi pinjaman Swiss akan menjadi bank global pertama yang penting secara sistemik untuk menerima penyelamatan yang dipesan lebih dahulu, dibandingkan dengan likuiditas yang ditawarkan oleh bank-bank sentral ke sektor keuangan pada umumnya pada saat tekanan pasar yang ekstrem, seperti ketika negara-negara di-lockdown untuk memerangi COVID-19.

Saham-saham di Credit Suisse, yang berjuang untuk pulih dari serangkaian skandal, telah terpukul selama 12 bulan terakhir. Saham itu bernilai sekitar 80 franc Swiss pada tahun 2008, tetapi menyusut menjadi 1,55 franc Swiss pada Rabu (15/3/2023).

Penurunan terbaru dipicu ketika pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut untuk pemberi pinjaman yang kesulitan itu. Klien-klien kaya telah menarik miliaran dari bank.

Credit Suisse sedang melakukan perombakan besar-besaran, memotong biaya dan pekerjaan serta menciptakan bisnis terpisah untuk bank investasinya.

CEO Ulrich Koerner sebelumnya berusaha menenangkan kegelisahan, dengan mengatakan likuiditas bank itu kuat.

Pada Selasa (14/3/2023) Credit Suisse mengalami kemunduran baru ketika menerbitkan laporan tahunannya untuk tahun 2022, mengidentifikasi "kelemahan material" dalam kontrol atas pelaporan keuangan.

Laporan tersebut telah ditunda minggu lalu menyusul panggilan menit terakhir dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang menimbulkan pertanyaan dengan bank.

Baca juga: Bank sentral Swiss siap selamatkan Credit Suisse
Baca juga: Dolar menguat, Credit Suisse picu kekhawatiran perbankan lebih luas
Baca juga: Indeks Dow dan S&P 500 turun, Credit Suisse picu aksi jual saham bank

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023