Taipei (ANTARA) - Taiwan mengingatkan Honduras pada Kamis, agar tidak tergoda oleh "racun" bantuan dari China, meski mereka terbelit utang dan agar menghindari perang tawaran diplomatik dengan Beijing.

Presiden Honduras Xiomara Castro pada Kamis telah memerintahkan menteri luar negerinya untuk membuka hubungan resmi dengan China.

Jika negara Amerika Latin tersebut memutuskan hubungan dengan Taiwan, maka pulau yang dianggap sebagai propinsi yang memisahkan dari China itu hanya memiliki hubungan diplomatik dengan 13 negara.

Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina pada Rabu mengatakan bahwa keputusan untuk mengalihkan hubungan dengan China karena negaranya terlilit utang yang mencekik leher, termasuk utang sebesar 600 juta dolar AS kepada Taiwan.

"Kami mengingatkan Pemerintah Honduras agar tidak memuaskan dahaga dengan meminum racun, meski sedang terbelit utang," demikian keterangan kementerian Taiwan.

Menurut Reina, Honduras sudah meminta Taiwan agar menambah bantuan tahunan sebesar 100 juta dolar AS per tahun, tapi tidak mendapat tanggapan. Honduras juga sudah mencoba untuk melakukan negosiasi ulang utang mereka, namun tetap tidak ada tanggapan.

Taiwan membantah pernyataan Reina tersebut dengan mengatakan bahwa komentar dari menteri luar negeri Honduras tersebut tidak mencerminkan komunikasi yang terjadi di antara kedua pihak

Taiwan sudah memberikan tanggapan secara positif proposal yang diajukan pihak Honduras, dari awal sampai akhir.

"Kami masih mencoba untuk mempertahankan hubungan diplomatik, melakukan yang terbaik, tapi kami sama sekali tidak ingin terlibat dalam persaingan uang dengan China," demikian disampaikan Taiwan.

China tidak mengizinkan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan mereka, juga berhubungan secara resmi dengan Taiwan karena menganggap pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah mereka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Terlilit utang, alasan Honduras berpaling ke China
Baca juga: Honduras akan buka hubungan dengan China, tinggalkan Taiwan
Baca juga: Beijing tentang tegas campur tangan asing dalam hubungan lintas selat

 

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Sri Haryati
Copyright © ANTARA 2023