Istanbul (ANTARA) - Otoritas Turki bakal melanjutkan pembahasan untuk memperpanjang perjanjian yang mengizinkan pengiriman biji-bijian dari pelabuhan Ukraina di Laut Hitam selama 120 hari, dibandingkan dengan 60 hari sesuai usulan Rusia.

"Kami memulai negosiasi sesuai dengan versi awal dari perjanjian. Kelanjutan dari perjanjian ini adalah penting. Kami akan terus melanjutkan hubungan (terkait perpanjangan untuk) 120 hari daripada dua bulan," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Turki, Rabu (15/3).

Sejak Rusia dan Ukraina menandatangani Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam di Turki pada 22 Juli, jutaan ton biji-bijian dan bahan pangan lainnya telah diekspor dari pelabuhan Ukraina.

Langkah itu dinilai membantu mengurangi harga pangan global dari tingkat harga sebelumnya yang tercatat sangat tinggi.

Saat pembahasan mengenai masalah itu berlanjut, Rusia menawarkan untuk memperbarui perjanjian itu selama 60 hari, separuh dari jumlah pembaruan sebelumnya, tetapi Ukraina menolaknya.

Menurut Akar, pihak-pihak dari perjanjian itu akan mengevaluasi dan kemudian menentukan perpanjangan selanjutnya dari perjanjian tersebut, serta menyatakan bahwa Ankara berharap hasil yang positif.

Perjanjian yang terwujud pada Juli tahun lalu itu menciptakan jalur transit laut yang terlindungi untuk mengatasi kekurangan pangan global dengan mengizinkan ekspor dilanjutkan dari tiga pelabuhan di Ukraina, penghasil utama biji-bijian minyak.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah berbicara dengan mitranya Mevlut Cavusoglu di Turki, pada Rabu.

Lavrov menyatakan bahwa Moskow berharap pertimbangan dari keseluruhan perjanjian tersebut dan mempertimbangkan mengenai kepentingan untuk ekspor hasil peternakan dan pupuknya.

"Posisi (Rusia) jelas mempertimbangkan kebutuhan untuk terwujudnya penerapan penuh dan kerja sama baik dari sekretaris jenderal PBB guna memastikan akses cuma-cuma ke pasar dunia untuk biji-bijian Ukraina serta pupuk dan produk pangan Rusia," kata kementerian luar negeri Rusia dalam situsnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan Jens Laerke menyatakan bahwa konsultasi untuk masa perpanjangan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, yang akan berakhir pada 18 Maret 2023, terus berlanjut.

Menanggapi pengumuman Rusia yang membatasi masa perpanjangan kesepakatan tersebut hanya untuk 60 hari, Laerke mengatakan bahwa PBB akan berupaya menjaga integritas perjanjian dan memastikan keberlanjutannya.

"Pertemuan dengan Federasi Rusia di sini, di Jenewa, berakhir kemarin sesuai kesepakatan. Tetapi, konsultasi terus berlanjut di semua tingkatan," katanya dalam pengarahan mingguan pada Selasa (14/3).

Sementara itu, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam pernyataan selanjutnya bahwa kesepakatan itu mungkin diperpanjang selama 120 hari.

Sumber : Reuters
Baca juga: Rusia sebut ekspor pertaniannya terhalang sanksi Barat
Baca juga: Ukraina ekspor 19 juta ton pangan di bawah kesepakatan biji-bijian
Baca juga: Erdogan dorong Ukraina lanjutkan ekspor gandum lewat Laut Hitam


 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023