Delegasi berdiskusi dengan perwakilan Generasi Berencana (GenRe) soal masalah remaja seperti seks bebas, narkoba dan nikah dini, termasuk melihat pengelolaan data melalui Elsimil
Simalungun, Sumut (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak delegasi dari beberapa kedutaan besar (kedubes) negara asing untuk mengunjungi Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) Sait Buttu, Saribu di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

“Awalnya, pencanangan Kampung KB dilandasi semangat upaya untuk mengurangi disparitas capaian program Bangga Kencana antar daerah, termasuk antar kecamatan. Namun dalam perjalanannya, model Kampung KB menjadi best practice bagi Bangga Kencana,” kata Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Muhammad Rizal M. Damanik dalam kunjungannya ke Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis.

Ia menyebutkan perwakilan delegasi yang hadir berasal dari Kedutaan Besar Mozambik, Polandia, Rumania, Belanda dan UNFPA yang mewakili PBB. Terdapat pula perwakilan dari non-kedutaan seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), USAID Amerika, UNICEF, Seychelles, Konsulat Umum Singapura dari Medan, Konsulat Belanda dari Medan, Konsulat Jerman dari Medan dan UN World Food Programme.

Kunjungan ini dilakukan untuk berbagi mengenai implementasi dan praktik terbaik berbagai program kependudukan di Sumut, yang telah berkontribusi terhadap pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Delegasi juga diajak untuk mendalami potensi ekonomi dan kekayaan budaya di Sumut.

“Kami juga mempromosikan metode terbaik yang diterapkan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia, melalui program Bangga Kencana pada tingkatan wilayah di negara lain, sekaligus mengeksplorasi potensi kerja sama dalam mengimplementasikan program Bangga Kencana di tiap tingkatan desa,” ujarnya.

Setibanya di Kampung KB Sait Buttu, para delegasi diajak untuk melihat kendaraan Mobil Unit Pelayanan (Muyan). Kemudian delegasi diperlihatkan cara kerja Bina Keluarga Balita (BKB) di Posyandu Asri bersama para bidan dan volunteer yang bekerja di sana untuk mengecek kesehatan fisik dan pelatihan motorik anak.

Setelah banyak berdialog dengan para bidan, rombongan bergerak melihat Bina Keluarga Remaja (BKR). Di sana delegasi berdiskusi dengan perwakilan Generasi Berencana (GenRe) soal masalah remaja seperti seks bebas, narkoba dan nikah dini, termasuk melihat pengelolaan data melalui Elsimil.

Selanjutnya mereka melihat peternakan ikan lele yang dijadikan pangan lokal untuk di ual dan dikonsumsi keluarga guna memenuhi asupan protein hewani anak. Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) pun ikut diperkenalkan. Di sini, delegasi dihibur oleh para lansia yang sedang diperiksa kesehatannya sekaligus senam bersama.

Damanik dan rombongan kemudian mengunjungi pos pelayanan KB untuk melihat langsung para dokter dan bidan memasangkan alat kontrasepsi suntik dan implan pada para ibu, guna mengatur jarak kehamilannya secara langsung.

Acara terakhir para delegasi diajak untuk menikmati camilan khas seperti pisang kukus, kacang dan jagung rebus serta jamu dan berbelanja aksesoris lokal di Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), sambil dilihatkan bank sampah yang dikelola oleh 320 petugas yang 80 persennya adalah perempuan.

Diharapkan melalui kunjungan ini, para delegasi mendapatkan pengalaman baru sekaligus mengenal praktik baik pemerintah dalam menjaga kualitas dan keseimbangan penduduk di Indonesia.

BKKBN juga berharap bisa meningkatkan potensi kerja sama atau bertukar cara baik antarnegara dalam mengatasi masalah kependudukan, demikian Muhammad Rizal M. Damanik.


Baca juga: Memadukan kampung KB dan kampung nelayan di tepi Selat Malaka

Baca juga: Pemkab Simalungun bentuk ratusan tim tekan angka stunting

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat berperan aktif di Kampung Keluarga Berkualitas

Baca juga: Konjen Australia kunjungi Kampung KB di Pangkep


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023