Jakarta (ANTARA) - Nama Ayu Kharizsa bisa jadi banyak orang tidak mengenalnya. Tapi tidak demikian dengan orang yang selama ini berkecimpung di kepelabuhanan, khususnya di Kementerian Perhubungan. Sebab, sosok ini mampu tampil memukau ketika mempresentasikan digitalisasi layanan kepelabuhanan di kancah internasional.

Dalam sidang Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang berlangsung di  Markas Besar IMO di London, Inggris,  pada 13-17 Maret 2023,  Indonesia mengirimkan delegasi yang terdiri dari perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan.

Salah satu agenda penting yang dipresentasikan Indonesia dalam sidang tahunan tersebut adalah digitalisasi kepelabuhan.  Indonesia mendapat giliran mempresentasikan Inaportnet.

Inaportnet adalah sistem yang berfungsi untuk mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhanan yang ada di setiap instansi terkait, guna melayani kapal dan barang baik untuk kegiatan kapal ekspor, impor maupun domestik.

Penerapan Inaportnet sangat penting dilakukan dengan konsisten guna meningkatkan pelayanan kapal di pelabuhan agar dapat berjalan cepat, terpercaya, transparan, terstandar, dan dapat meningkatkan efisiensi dengan biaya yang minimal.

Delegasi Indonesia mempresentasikan Inaportnet di depan seluruh delegasi IMO, pada Rabu (15/3). Indonesia mendapat apresiasi dari para perwakilan negara anggota IMO atas pencapaiannya dalam melakukan perbaikan pelayanan kepelabuhanan, di antaranya bongkar muat kapal di pelabuhan. Inaportnet  hingga tahun 2023 ini ditargetkan menjangkau  260 pelabuhan.

Kesuksesan dalam mempresentasikan Inaportnet di depan ratusan peserta sidang IMO tersebut tidak terlepas dari peranan presenter Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenhub dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ayu Kharizsa yang komunikatif dan lugas.

Indonesia berkesempatan menyampaikan implementasi Inaportnet di Indonesia pada Sidang 47th Facilitation Committee Meeting (FAL 47) yang berlangsung di Markas Besar IMO di London, Inggris. Sedangkan  Ayu Ayu Kharizsa  ditunjuk sebagai presenter di sidang IMO FAL ke 47 tersebut.

Penunjukan tersebut bukan hanya karena Ayu memiliki kompetensi di bidang informnasi teknologi (IT), namun juga dilatari oleh prinsip kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di sektor maritim, yang secara konsisten dilakukan oleh Indonesia sejalan dengan salah satu program IMO yakni pemberdayaan perempuan di industri maritim atau Empowering Woman in Maritime.

Ayu Kharizsa (34) memang hanya bertugas mempresentasikan Inaportnet di Sidang IMO FAL ke 47 di London, tapi dia berhasil mempresentasikan penerapan Inaportnet di Indonesia secara lugas dan jelas sehingga mendapatkan apresiasi dan tepuk tangan dari para peserta sidang IMO FAL 47.

Ayu Kharizsa bergabung di Kementerian Perhubungan sejak tahun 2010. Dia mengawali karir dengan jabatan fungsional tertentu sebagai pranata komputer. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Kepala Seksi Sistem Informasi Angkutan Laut, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut pada tahun 2016, yang kemudian disetarakan menjadi pranata komputer ahli muda, subkoordinator sistem informasi pada tahun 2020 hingga kini.

Ayu menyelesaikan pendidikan S1 di Binus University jurusan Teknik Informatika dan lulus tahun 2006.  Kemudian, berturut-turut menyelesaikan pendidikannya sebagai Magister Management Sistem Informasi, BiNus University, 2010- 2012, Master of Science in Multi Moda, Universitas Gajah Mada, 2012-2015 dan Master of Science in Transport Planning, Leeds University, UK, 2013-2014.

Pengalaman tugas yang pernah dilaksanakan adalah sebagai task force atau satgas Aplikasi Inaportnet (Pelayanan Kapal) , Koordinator Aplikasi Simlala (Pelayanan Publik), Koordinator Aplikasi Sitolaut (Pelayanan publik untuk pelayanan Tol Laut), dan Koordinator Aplikasi Siperintis (Pelayanan publik untuk pelayanan Perintis).

Selain itu, Ayu juga pernah sebagai Tim Pokja aplikasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA) kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Indonesia National Single Window (INSW) dan Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), serta menjadi Tim Pokja Penerapan National Logistic Ecosystem (NLE) dan Single Submission (SSM) pengangkut kolaborasi INSW.

Pelaksana tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Lollan Panjaitan, mengatakan Ayu telah berhasil menunjukkan bahwa ASN muda Kementerian Perhubungan mampu tampil dengan prima di kancah internasional. Sudah selayaknya anak muda di Kementerian Perhubungan diberikan kepercayaan untuk mewakili Indonesia di forum dunia khususnya di sektor transportasi.

"Ayu telah menunjukkan usia muda pun mampu tampil dengan prima mewakili Indonesia. Untuk itu, kaum muda perlu diberikan porsi lebih banyak berperan dalam forum internasional. Seperti Ayu, para ASN muda tidak akan mengecewakan saat mereka diberi kepercayaan," kata Lollan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (16/3).

Hal tersebut sejalan dengan yang diamanatkan ke pada Ayu untuk implementasi Inaportnet, mengingat sejak tahun 2016 sudah 109 pelabuhan di Indonesia yang menerapkan Inaportnet,  dan menyusul kemudian 151 pelabuhan lagi di tahun 2023.  Dengan demikian,  target 260 pelabuhan yang mengimplementasikan Inaportnet dapat tercapai tahun ini.

Penerapan Inaportnet di pelabuhan merupakan komitmen Indonesia untuk menerapkan sistem online guna mempermudah kegiatan bongkar muat barang terutama kontainer di pelabuhan.

Hal itu perlu terus ditingkatkan agar dapat dicapai harmonisasi antarinstitusi, antarnegara, sehingga mendapat perhatian yang serius dari semua pemangku kepentingan.

Perubahan sistem menjadi digitalisasi merupakan komitmen Pemerintah dalam mendorong kinerja positif bagi pelabuhan di Tanah Air. Memang, tidak mudah bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pelabuhan banyak dan tersebar di setiap wilayah. Namun, dengan komitmen yang kuat, kolaborasi dan sinergi yang terus ditingkatkan, Indonesia bisa mewujudkan digitalisasi menyeluruh terhadap pelayanan kepelabuhanannya.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023