gurita merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Kota Sabang, dan yang juga merupakan sumber penghasilan masyarakat Sabang.
Sabang (ANTARA) - Pemerintah Kota Sabang menyuguhi wisatawan dengan perlombaan pawang gurita dan merajut jaring atau cop pukat dalam rangkaian Sabang Marine Festival (SMF) 2023, guna mengedukasi masyarakat sekaligus mempromosikan potensi bahari Sabang.

Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi, Sabtu, mengatakan lomba tangkap gurita dengan tangan kosong dibuat untuk mempromosikan kekayaan bahari Sabang, yaitu gurita yang menjadi salah satu ikon kuliner khas Pulau Weh itu, sate gurita.

“Di Indonesia sendiri gurita merupakan salah satu produksi perikanan yang menjadi komoditi ekspor dengan nilai tinggi," kata Reza di Kota Sabang.

Menurut Reza, gurita merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Kota Sabang, dan yang juga merupakan sumber penghasilan masyarakat Sabang.

Berdasarkan data dari International Trade Centre (ITC) Trade Map menunjukkan volume ekspor gurita sepanjang 2020 mencapai 17.752 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 68,5 juta atau setara dengan Rp 979,4 miliar.

Adapun negara tujuan ekspor gurita terbesar pada 2020 adalah China sebanyak 3.464 ton, Italia 3.343 ton, dan Amerika Serikat 2.837 ton.

Kendati demikian, lanjut Reza, proses menangkap gurita sebaiknya memang diperhatikan agar tidak membahayakan bagi biota laut lain seperti terumbu karang.

Atas dasar itu, pemerintah kota menggelar perlombaan itu sebagai sarana edukasi dalam memanfaatkan potensi bahari, dengan tetap menjaga kelestarian biota laut di pulau paling barat Indonesia itu, tak terkecuali saat menangkap gurita.

"Perlombaan menangkap gurita ini salah satu upaya untuk mensosialisasikan teknik menangkap gurita dengan tangan kosong tanpa menggunakan tombak untuk tetap menjaga kelestarian dan keindahan biota laut yang dilindungi," ujarnya.
Warga mengikuti perlombaan merajut jaring atau cop pukat dalam rangka Sabang Marine Festival 2023 di Tugu Merah Putih, Kota Sabang, Aceh, Sabtu (18/3/2023). (ANTARA/Khalis Surry)


Perlombaan cop pukat diikuti sebanyak tujuh peserta yang berlangsung digelar di Tugu Merah Putih, Kota Sabang.

Cop pukat merupakan salah satu aktivitas masyarakat nelayan dan digunakan sebagai alat mencari ikan di laut. Bagi masyarakat Sabang, cop pukat sudah menjadi kebiasaan saat tidak melaut.

Dalam perlombaan, panitia memberikan benang dan jarum sebagai media untuk menjahit. Peserta yang notabene bapak-bapak itu kemudian mulai membuat pola dari benang tersebut.

Setelah itu, pola yang telah dibuat tadi langsung dirangkai dengan gerakan cepat. Tampak tangan-tangan peserta ini sangat telaten meliuk-liuk jarum di antara ruang-ruang benang.

Sementara itu, lomba pawang gurita juga dilakukan di hari yang sama, yang diikuti oleh sejumlah peserta baik lokal Aceh maupun luar Aceh.

Peserta diadu untuk menangkap gurita yang telah disediakan dalam kolam akuarium. Peserta diminta untuk menangkap gurita secara cepat dalam dua menit.
Baca juga: BPKS sebut Sabang Marine Festival suguhkan potensi kemaritiman Sabang
Baca juga: Kemenparekraf mengembangkan potensi wisata kuliner lokal di Sabang
Baca juga: Wisata selam di Sabang kembali geliat usai COVID-19 kondusif

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023