“Yang sudah jalan di semua puskesmas itu (adalah layanan) untuk memeriksa gula darah dan hipertensi,” kata Budi dalam Raker bersama Komisi IX DPR RI yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Menkes menuturkan jumlah penderita dua penyakit itu mulai menunjukkan tren kenaikan berdasarkan pantauan dari BPJS Kesehatan. Sehingga Kemenkes mempercepat pengadaan alat periksa agar masyarakat bisa segera terlayani dan diperiksa.
Baca juga: Menkes: Penerapan KRIS bertujuan beri pelayanan kesehatan lebih baik
Menurut dia, saat ini alat tersebut sudah tersebar ke sekitar 10 ribu puskesmas yang ada di Indonesia. Namun, pihaknya menilai distribusi tersebut belum cukup cepat untuk mendeteksi gula darah maupun hipertensi.
“Saya malah ingin membagikannya untuk setiap posyandu. Kalau 10 ribu (puskesmas) tidak akan cukup, kita maunya kasih ke 300 ribu posyandu,” ujar Budi.
Di sisi lain Budi mengatakan, Kemenkes sedang mencari alat tes untuk pemeriksaan kolesterol yang memiliki strip, untuk mengukur kadar kolesterol yang terkandung dalam darah seseorang.
“Sekarang saya lagi cari alat tes yang pakai strip untuk kolesterol yang baik. Karena ada kata teman- teman di Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia atau asosiasi laboratorium, (alat yang kita punya) itu masih belum bagus,” katanya.
Baca juga: Kemenkes: Waspada penipuan pembaruan aplikasi SatuSehat via pesan WA
Dalam kesempatan itu Budi juga menjelaskan antrean di rumah sakit yang kini menjadi lebih panjang, merupakan dampak dari banyak orang yang sudah mendaftar BPJS Kesehatan. Terlebih lagi, ada sejumlah hal dalam Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) yang saat ini mulai diterapkan di sebagian rumah sakit, belum memenuhi 12 kriteria yang wajib dipenuhi rumah sakit.
Adapun sejumlah hal yang Budi sebutkan belum memenuhi 12 kriteria adalah kamar mandi dalam yang belum dimiliki oleh semua rumah sakit, kamar mandi yang tidak sesuai dengan standar internasional dan ketersediaan outlet oksigen bagi pasien di tiap kamar.
Meskipun demikian, dia berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut, sehingga hak semua masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik bisa segera diwujudkan.
Terutama layanan pemeriksaan pada empat penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia seperti penyakit jantung, stroke, ginjal, dan kanker.
Baca juga: Kemenkes: RS vertikal harus jadi pengampu layanan kesehatan di daerah
“Fokus saya di sisa masa jabatan adalah untuk memastikan (setiap) rumah sakit dilengkapi fasilitasnya,” ujar Budi.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023