Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional terus berinovasi menciptakan program yang lebih mendekatkan sumber informasi kepada masyarakat guna meningkatkan literasi di Indonesia, salah satunya melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).

"Kami melihat budaya literasi perlu digalakkan sampai masyarakat di akar rumput. Inilah konsep yang kami kembangkan melalui program TPBIS yang memiliki multiplier effect (efek ganda) bagi masyarakat desa dan kota," kata Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan sejak dijalankan pada 2018 lalu, penerima manfaat TPBIS telah tersebar di 33 provinsi, 296 kabupaten/kota, dan 1.696 desa/kelurahan.

Pihaknya sudah membangun proyek percontohan TPBIS di enam desa di Kabupaten Karangasem, Bali, termasuk Desa Bukit.

"Pemda agar melakukan replikasi TPBIS, sehingga banyak komunitas masyarakat bisa tersentuh dengan literasi yang kuat dan potensi dirinya bisa mendapatkan harkat martabat yang lebih baik," kata dia.

Baca juga: Perpusnas sebut TPBIS fasilitasi masyarakat kembangkan potensi diri

Perpustakaan Nasional selanjutnya juga akan menyinergikan TPBIS dengan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang diusung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menekankan pentingnya pengarusutamaan gender dalam sektor perpustakaan karena perempuan dinilai sebagai kunci tumbuhnya literasi yang dimulai dari dirinya dan keluarga.

"Perempuan berperan utama dalam menumbuhkan budaya literasi keluarga. Literasi yang baik dalam keluarga akan menumbuhkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing," kata dia.

Baca juga: Perpusnas ingatkan masyarakat tingkatkan budaya gemar membaca
Baca juga: Perpusnas imbau masyarakat pemilik manuskrip kuno lakukan digitalisasi

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023