Klaten (ANTARA News) - Pengungsi Merapi yang menempati Sekolah Dasar Negeri 1 dan 2 Dompol, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, panik lalu berhamburan keluar lokasi pengungsian menuju tempat terbuka, menyusul gempa Sabtu (27/5) pukul 05.55 WIB. Sekretaris Harian Satlak Kabupaten Klaten, Edi Santosa di Klaten, Sabtu, mengatakan, gempa bumi yang melanda daerah tersebut mengakibatkan dua warga luka yaitu Ny. Dwi Wahyuni yang hamil tiga bulan dan Darso Suwito (65), petugas pos pengungsian tersebut. Korban Dwi Wahyuni tertimpa eternit, sedangkan Darso Suwito yang harus dijahit kepalanya, karena terkena serpihan dinding tembok yang jatuh akibat getaran gempa tersebut. Dwi Wahyuni sekarang sudah ditangani petugas Posko Kesehatan di pengungsian dan kondisinya sudah baik. Sebanyak 1.805 pengungsi Merapi yang ditempatkan di SDN Dompol sampai berita ini turunkan pukul 08.15 masih berada di lapangan karena takut ada gempa susulan. SDN 1 dan 2 Dompol yang digunakan sebagai tempat pengungsian warga Kemalang, Kabupaten Klaten, daerah bahaya satu Merapi itu, kini sebagian dindingnya retak akibat terkena getaran gempa. "Di daerah Klaten banyak rumah retak dan roboh akibat gempa tersebut. Tapi saya belum tahu berapa jumlahnya dan sampai saat ini juga belum ada laporan korban jiwa," kata Edi Santosa. Akibat gempa tersebut rumah milik Hadi Warsito di Dukuh Juwiran, Juwiring, Klaten roboh. Banyak pula rumah yang dindingnya retak-retak serta gentingnya berjatuhan. Secara terpisah, Camat Selo Kabupaten Boyolali Dahat Wilarso mengatakan, rumah warga Desa Lencoh juga banyak yang roboh akibat gempa tersebut. Ia mengatakan, akibat gempa tersebut, kawasan Selo yang masuk daerah rawan bahaya satu Merapi, jalan yang biasa digunaklan untuk evakuasi warga apabila Merapi meletus, kini banyak yang longsor. "Kami belum menerima laporan mengenai itu semua termasuk apakah ada korban jiwa atau tidak karena semua petugas masih berada di lapangan untuk mengeceknya," kata Dahat Wilarso. Ia mengatakan, setelah terjadi gempa, sekitar pukul 07.15 WIB di daerah Telogolele, Kecamatan Selo terjadi hujan abu, dan di puncak Merapi terlihat guguran lava pijar yang disertai asap tebal hitam pekat. Gempa tersebut juga dirasakan sampai di daerah Wonogiri, bahkan genting rumah warga Jatipuro berjatuhan. Gempa tersebut juga dirasakan warga Perumnas Palur, Kabupaten Karanganyar, dan Solo sekitarnya. Mereka sempat berhamburan keluar rumah karena ketakutan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006