Hari ini ada operasi perdana untuk pembuatan anus bagi tiga bayi dengan mendapatkan pendampingan dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember, Jawa Timur menggelar operasi pembuatan anus pertama kalinya untuk tiga bayi yang memiliki kelainan tidak memiliki anus.

Operasi pembuatan anus untuk dua bayi laki-laki warga Kabupaten Jember dan seorang bayi perempuan warga Kabupaten Lumajang dipimpin oleh dr Fransisca Kusumowidagdo, Sp.BA  yang diperkirakan membutuhkan waktu sekitar enam jam di RSD dr Soebandi Jember, Selasa.

"Hari ini ada operasi perdana untuk pembuatan anus bagi tiga bayi dengan mendapatkan pendampingan dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya," kata Wakil Bupati Jember M. Balya Firjaun Barlaman dalam konferensi pers di RSD dr Soebandi Jember.

Ia mengatakan ada bayi terlahir dengan kelainan tidak memiliki anus dan setelah dilakukan operasi tahap pertama dengan membuat saluran pengeluaran di perut, maka dilakukan operasi untuk membuat saluran (anus) langsung di tempatnya.

"Harapan kami kehadiran dokter pendamping dari RS dr Soetomo bisa meningkatkan kemampuan dokter di RSD dr Soebandi, sehingga untuk kasus-kasus yang sama di kemudian hari pihak dokter RSD dr Soebandi sudah siap melakukan operasi tanpa pendampingan lagi," katanya.

Operasi pembuatan anus untuk ketiga bayi tersebut merupakan peserta jaminan kesehatan nasional (JKN), sehingga seluruh biaya operasi ditanggung sepenuhnya oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jember.

Wabup yang biasa dipanggil Gus Firjaun itu mengatakan operasi pembuatan anus yang digelar di RSD dr Soebandi Jember secara mandiri untuk memutus mata rantai rujukan, sehingga pasien-pasien yang memerlukan operasi tersebut tidak perlu jauh-jauh ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSD dr Soebandi Jember, dr Lilik Lailiyah, M.Kes mengatakan usia bayi yang menjalani operasi pembuatan anus tersebut yakni 6 bulan, 8 bulan, dan 18 bulan.

"Operasi itu dilakukan secepat mungkin. Yang pertama, tim operasi membuat kolon di perut, kemudian disiapkan kondisinya. Kalau sudah stabil, maka dibuatkan anus baru dan kalau sudah bisa berfungsi, maka kolon di perut akan ditutup," katanya.

Bayi yang menjalani operasi pembuatan anus akan menjalani satu operasi lagi yakni operasi menutup dinding perut yang sebelumnya menjadi jalan untuk buang air besar, demikian Lilik Lailiyah.

Baca juga: RSD dr Soebandi Jember sukses operasi bedah jantung terbuka perdana

Baca juga: Dua pasien letusan Gunung Semeru dirujuk ke RSD dr Soebandi Jember

Baca juga: Tiga dokter kandungan RSD dr Soebandi Jember terpapar COVID-19

Baca juga: RSD Soebandi Jember siapkan ruangan caleg stres


Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023