Jakarta (ANTARA/JACX) – Konsumsi telur dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan strok, demikian konten Internet yang diklaim berasal dari akun Twitter Forum Ekonomi Dunia (WEF).

Klaim itu lantas termuat dalam artikel bahasa Inggris berjudul “WEF Vows to BAN ‘Dangerous’ Eggs After Study Finds They Cure COVID Naturally

Dalam konten itu, tampak foto pendiri sekaligus Kepala Eksekutif WEF Klaus Schwab beserta tangkapan layar narasi akun Twitter WEF tentang larangan konsumsi telur.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Makan telur meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke” (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia)

“telur lebih berbahaya daripada crack atau heroin, menurut elit global yang mengatakan mereka ingin melarang orang mengkonsumsinya untuk kebaikan mereka sendiri” (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia)

Namun, benarkah WEF mempublikasikan pernyataan tentang larangan konsumsi telur karena meningkatkan risiko serangan jantung dan strok?

Unggahan hoaks yang menarasikan WEF mengeluarkan informasi larangan mengkonsumsi telur. Faktanya, WEF tidak pernah mengeluarkan larangan tersebut. (Artikel)
Penjelasan:
Juru bicara WEF, seperti dilansir AFP, mengatakan: "Saya mengonfirmasi bahwa Forum Ekonomi Dunia tidak men-tweet ini dan tidak pernah membuat klaim seperti itu."

Unggahan tersebut merupakan konten yang muncul di situs NewsPunch, sebuah situs web yang seringkali membagikan informasi salah dan terbantahkan oleh pemeriksa fakta.

Selain itu, tidak ada tautan ke unggahan akun Twitter WEF yang diklaim tentang telur. Pencarian teks tweet yang diklaim tidak menemukan unggahan yang cocok di akun Twitter WEF.

Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan Harvard Health Publishing of Harvard Medical School berjudul “Ask the Doctor: Are eggs risky for heart health?” menyatakan jenis penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok betul berasal dari kolesterol. Tapi, itu bukan berasal dari kolesterol makanan seperti kandungan dalam kuning telur. 

Selain itu, hasil kajian Medical News Today menunjukkan bahwa konsumsi satu hingga tiga telur per minggu dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung sebesar 60 persen.

Penurunan risiko penyakit jantung menjadi jauh lebih baik hingga 75 persen apabila seseorang mengonsumsi empat sampai tujuh telur per minggu, demikian laporan ANTARA.

Dengan demikian, unggahan artikel yang menyatakan WEF melarang mengkonsumsi telur merupakan keliru.

Klaim: Konsumsi telur sebabkan serangan jantung dan strok
Rating: Hoaks

Cek fakta: Hoaks! Demam reda dengan baluran telur rebus

Cek fakta: Hoaks! Telur palsu bungkus dari kertas, ada silikon di kuning telur

Baca juga: Apakah konsumsi telur baik untuk turunkan risiko penyakit jantung?

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2023