"Kalau di Aceh, sawah dan tambak habis, tetapi di Yogyakarta berbeda, jadi kerugian ekonomi lebih banyak pada fisik bangunan. Aktivitas untuk pertanian tidak rusak, tetapi jalan rusak, listrik juga mengalami kerugian sekitar Rp200 miliar," katanya.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengalokasikan dana untuk tanggap darurat selama tiga bulan (Mei-Agustus) bagi bencana gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar Rp75 miliar serta dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan akibat gempa sebesar Rp1 triliun. Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang juga Kepala Badan Koordinasi Nasional (Bakornas), usai memimpin rapat Bakornas yang dihadiri sejumlah menteri kabinet di kediamannya Jl Diponegoro No.2 Jakarta Pusat, Minggu malam. Menurut Kalla, dana tanggap darurat selama tiga bulan senilai Rp75 miliar tersebut dialokasikan dengan asumsi jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 4.000 orang, yang dirawat di rumah sakit sebanyak 10 ribu orang dan pengungsi sebanyak 50 ribu orang. Sedangkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan selama satu tahun sebesar Rp1 triliun tersebut dialokasikan dengan asumsinya adanya sekitar 35 ribu rumah dan gedung-gedung lain yang rusak. "Angka itu kita hitung sesuai dengan index yang sama yang dipakai di Aceh," kata Wapres. Wapres menambahkan, dana untuk tanggap darurat dan rehabilitasi pasca-gempa Yogyakarta itu sebagian akan diambil dari dana darurat di APBN, sebagian dari dana departemen, bantuan luar negeri dan juga anggaran dalam APBNP yang akan diajukan pemerintah kepada DPR. Mengenai kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat gempa tersebut, Wapres mengatakan, kerugian ekonomi tentu ada namun gempa di Yogyakarta itu berbeda dengan bencana tsunami di Aceh. "Kalau di Aceh, sawah dan tambak habis, tetapi di Yogyakarta berbeda, jadi kerugian ekonomi lebih banyak pada fisik bangunan. Aktivitas untuk pertanian tidak rusak, tetapi jalan rusak, listrik juga mengalami kerugian sekitar Rp200 miliar," katanya. Menyangkut bantuan luar negeri, Kalla mengatakan, saat ini sudah 19 negara yang menyampaikan keinginan untuk membantu kepada bakornas. Rapat Bakornas yang berlangsung hampir tiga jam mulai pukul 20.00 WIB tersebut membahas mengenai evaluasi pasca-gempa serta perencanaan tanggap darurat dan perencanaan rehabilitasi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 5,9 skala Richter pada Sabtu (27/5) pagi. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Sri Mulyani, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menhub Hatta Rajasa, Menkes Siti Fadilah Supari, Menkominfo Sofyan Jalil, Menteri PU Joko Kirmanto, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dan Sekretaris Bakornas yang juga Sekretraris Wapres Gembong Priyono, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006