Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Rabu, menyambangi keluarga balita berinisial MAOR (5 bulan) yang meninggal usai mendapat imunisasi dari bidan di desa tempat mereka tinggal, yakni di Desa Gemblep Kecamatan Pogalan.

"Kemarin saya baru mengikuti beberapa acara di Jakarta terus di Surabaya dan saya pulang kemarin ke Trenggalek. Saya belum sempat menengok ke rumah duka, untuk itu hari ini kita ucapkan bela sungkawa," kata Bupati Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin ini menyampaikan rasa simpati dan empatinya.

Sambil memeluk ayah korban, bupati muda ini mendoakan bayi MAOR mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Ia juga memberikan dukungan psikologis kepada pasutri Mukono (49)-Adelia (17) agar tabah menghadapi cobaan.

Baca juga: Dinkes DKI sisir imunisasi campak di kawasan padat penduduk

Baca juga: Dokter sarankan orangtua lengkapi imunisasi polio suntik pada balita


Dukungan psikologis itu diharapkan dapat menguatkan keluarga Mukono sepeninggal sang buah hati.

"Kita saling mendoakan dan menguatkan. Adapun yang lain-lain, Pak Mukono sudah melangkah dan menurut saya mencari keadilan keluarga itu juga sesuatu yang baik. Tapi saya mengingatkan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah titipan, jadi saya menguatkan diri dan kita sama-sama saling menguatkan. Harapannya beliau juga kuat," imbuhnya.

Mas Ipin menghormati proses investigasi penyebab kematian MAOR baik yang dilakukan Tim Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) setempat maupun penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Khusus gabungan dari Unit Pidana Khusus dan Unit Pelayanan Perempuan Anak Satreskrim Polres Trenggalek. Harapannya fakta yang ditelurkan nanti dapat menjawab keresahan masyarakat.

"Yang di imunisasi juga bukan satu orang saja, makanya dengan adanya investigasi nantinya, semoga bisa semakin membuka apakah sebenarnya penyebab kejadian ini. Apakah benar karena akibat imunisasi atau kan karena yang lain. Kalau urusan medisnya saya tidak mengerti, biar hasil investigasinya nanti seperti apa," ujarnya.

Diinformasikan, MAOR, putra pasangan warga Desa Gemblep Kecamatan Pogalan itu meninggal dunia, disebut usai menerima imunisasi TT (Tetanus Toxoid) di Polindes setempat.

Balita itu disebut meninggal dunia akibat demam tinggi hingga kejang-kejang pasca imunisasi TT yang belakangan dibantah Dinas Kesehatan Trenggalek, bahwa yang diberikan itu adalah imunisasi DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib 2 Polio 3, PVC serta tetes Polio yang lazim diterima bayi pada umumnya.

Dari kesimpulan sementara, MAOR meninggal diduga karena mengalami "co-insidens".

Pasalnya, MAOR bukan pertama kalinya mendapatkan imunisasi serupa. Selain itu hanya dia yang mengalami dampak tersebut.

Namun keterangan sementara itu masih dalam pembahasan Tim Komda KIPI Trenggalek. Di sisi lain, pihak kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah terdapat unsur pidana dalam peristiwa itu atau sebaliknya.

"Jadi sesuatu yang terjadi secara bersama-sama. Saat tertentu dia mendapatkan imunisasi, di satu sisi dia ada penyakit yang berkembang dalam tubuhnya dan pada saat di skrining belum menunjukkan gejala. Kesimpulan awal ini nantinya bakal diinvestigasi bersama Komda KIPI dengan melibatkan para pakar," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Trenggalek, Sunarto.*

Baca juga: Kemenkes: Cakupan imunisasi campak rubela nasional capai 72,7 persen

Baca juga: Puskesmas Pancoran sudah imunisasi 99 persen balita dalam program BIAN

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023