Pengembangan sabuk hijau sedang kami lakukan. Juga beberapa agenda kegiatan untuk edukasi satwa dan visi konservasi kepada masyarakat
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jasa Timur memberi dukungan penuh pengembangan kawasan konservasi penyu di Taman Pantai Kili-kili, daerah pesisir selatan bagian barat daerah itu, dengan memperluas area sabuk hijau dan penyelenggaraan kegiatan edukasi cinta satwa kepada masyarakat.

"Pengembangan sabuk hijau sedang kami lakukan. Juga beberapa agenda kegiatan untuk edukasi satwa dan visi konservasi kepada masyarakat, seperti kegiatan festival ucul-ucul yang barusan kami lakukan," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Kamis.

Even atau kegiatan yang disebut terakhir digelar baru beberapa hari lalu dengan melepas sekitar 500 ekor tukik.

Hasilnya, banyak warga yang antusias terlibat. Bahkan siswa sekolah hingga tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) terlihat senang dengan gelaran kegiatan edukasi luar ruang (outbond) tersebut.

Baca juga: BKSDA Kalbar lepas liar 179 tukik Penyu Sisik di Paloh

"Ini merupakan langkah panjang untuk mewujudkan blue economi (ekonomi biru). Sebab dengan ekosistem yang terjaga bakal berdampak pada sirkulasi produksi sumber daya laut yang baik dan selaras dengan peningkatan perekonomian masyarakat. Misalnya dengan hasil tangkapan laut yang melimpah karena alamnya tidak rusak," katanya.

Selain aspek lingkungan yang terjaga, konservasi penyu itu juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan di pantai tersebut.

Sebab di momentum tertentu, para wisatawan juga dapat melihat prosesi pelepasliaran tukik atau anak penyu ke laut bebas.

Selain belajar tentang bagaimana sirkulasi kehidupan penyu di taman konservasi itu. Hal itulah yang membuat Taman Kili-kili keren, karena kelestarian alam dan perekonomian sama-sama jalan.

"Dengan optimalisasi upaya pelestarian konservasi itu diharapkan semakin meningkatkan kepedulian masyarakat, misalnya supaya tidak membuang sampah sembarangan yang berdampak negatif pada ekosistem di lautan," ujarnya.

Baca juga: BKSDA Maluku lepasliarkan 69 ekor anak penyu di perairan Malra

Berbagai upaya dalam memperluas sabuk hijau serta penyelenggaraan kegiatan edukasi seputar konservasi dan lingkungan hidup itu menjadi bagian dari ikhtiar atau upaya Pemkab Trenggalek dalam membuat kawasan konservasi penyu di Pantai Taman Kili-kili Trenggalek sehingga masuk nominasi Program Kampung Iklim (Proklim) kategori lestari.

Bahkan wilayah ini juga masuk dalam Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).

"Maka dari itu kami dan DLH Provinsi Jatim berencana akan membuat sabuk hijau untuk mencegah terjadinya abrasi atau tsunami di kawasan ini," imbuhnya.

Menurut Mas Ipin, penyu dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui apakah ekosistem laut mengalami kerusakan atau tidak.

Baca juga: Pemkab Trenggalek lakukan penguatan sabuk hijau area konservasi penyu

Karena penyu disebut sebagai hewan sensitif terhadap perubahan alam sehingga jika alamnya mengalami kerusakan, otomatis bakal berdampak pada keberadaan hewan penyu yang akan mengalami kepunahan

"Jadi kalau penyu masih setiap tahun setiap periode setiap bulan setiap tiga bulan enam bulan kok masih ada yang datang ke sini berarti laut kita masih dalam tanda kategori levelnya masih aman," ujarnya.

Dengan konservasi itu, lanjut Mas Ipin juga merupakan langkah panjang untuk mewujudkan blue economi (ekonomi biru).

Sebab dengan ekosistem yang terjaga bakal berdampak pada sirkulasi produksi sumber daya laut yang baik dan selaras dengan peningkatan perekonomian masyarakat. Misalnya dengan hasil tangkapan laut yang melimpah karena alamnya tidak rusak.

Baca juga: Baznas DKI dan pecinta lingkungan ajak lestarikan penyu lewat lagu

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023