Surabaya (ANTARA News) - Para pengungsi korban gempa bumi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hingga Senin pagi masih mengeluhkan minimnya bantuan terutama di daerah-daerah yang berada tidak di jalur utama seperti Kecamatan Wedi. "Tolong bantuannya jangan hanya terfokus di jalur utama di Yogyakarta saja, banyak warga di daerah kami yang kelaparan akibat minimnya distribusi bantuan makanan jadi maupun bahan sembako," ujar Supadi yang mengungsi di SDN Pesu Wedi, Klaten. Supadi yang menghubungi wartawan ANTARA di Surabaya mengabarkan, di daerahnya ratusan bangunan rumah rata dengan tanah dan korban meninggal dunia yang sudah berhasil dievakuasi berdasarkan data terakhir mencapai 39 orang. Melihat banyaknya warga pengungsi yang belum mendapat perhatian dari para penyumbang maupun pemerintah setempat, Supadi mengaku sudah menghubungi berbagai pihak, termasuk keluarganya yang ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan harapan bisa memberikan bantuan pangan, obat-obatan dan kebutuhan hidup lainnya. Ia juga sudah berbicara dengan Ketua Posko Pengungsi SDN Pesu Wedi dan Ketua RT setempat agar berupaya menghubungi pihak-pihak berkompeten dalam penyaluran bantuan sehingga tidak hanya diarahkan ke Yogyakarta dan yang berada di jalur-jalur utama saja. "Di daerah kami banyak warga yang sudah tidak memiliki rumah karena telah rata dengan tanah. Selain berkumpul di pengungsian juga banyak yang membangun tenda darurat di kampungnya masing-masing. Karena tidak mendapat perhatian, sebagian sudah diambil keluarganya dibawa ke berbagai daerah, termasuk ke Jakarta," katanya. Seperti di Kampung Mawan dan Tegal, yang lokasinya "tersembunyi", walaupun masih terdapat sejumlah rumah yang masih berdiri, namun kondisinya justru membahayakan, sehingga warganya selain mengungsi juga banyak yang diambil keluarganya dibawa ke daerah lain. Selain berharap segera mendapat pasokan bantuan pangan, warga di Kecamatan Wedi juga belum tersentuh bantuan pengobatan yang sangat diperlukan karena banyak warga yang menderita luka-luka saat ini bertahan di tempatnya masing-masing dan sebagian di pengungsian. "Kami disini sudah tidak berdaya, karena itu sulit jika harus pergi ke rumah sakit atau ke tempat pengobatan yang lokasinya jauh. Lebih baik tim medis yang berkunjung ke tempat kami untuk melakukan pengobatan," tambahnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006