Bandarlampung (ANTARA News) - Para pengecer bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah daerah di Provinsi Lampung kesulitan mendapat solar sehingga tidak mampu memenuhi permintaan pembeli.

Sejumlah pengecer BBM di tiga kecamatan, Padang Cermin, Marga Punduh, dan Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, mengatakan Minggu, sudah hampir seminggu terakhir mereka tidak punya persediaan solar.

"Solar sekarang sulit, sudah lima hari pesan tetapi belum juga ada kiriman, sementara persediaan yang ada sudah tipis tinggal cukup untuk mengisi mesin generator cadagan sendiri," kata pedagang BBM di Desa Kampung Baru, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Edy, di Kampung Baru, Minggu.

Edy menjelaskan, selain menjual aneka barang keperluan kendaraan bermotor dan kebutuhan pokok pangan pihaknya selama ini juga sambilan berjualan BBM khususnya bensin dan solar.

Namun sudah hampir sepekan terakhir kiriman solar terlambat sehingga sudah tidak punya persediaan untuk dijual.

Dia juga menjelaskan, jika harga solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) di kota Rp4.500/liter, maka harga jual eceran solar di desanya yang berjarak sekitar 60 Km dari Kota Bandarlampung itu sekitar Rp6.000/liter.

"Pada saat normal, kami menjual solar sekitar Rp 5.500 sampai dengan Rp6.000/liter, dan saat persediaan makin kurang naik menjadi Rp7.000/liter, tetapi sekarang barangnya sudah tidak ada," katanya.

Penjualan solar di pengecer itu, kata Edy, tetap banyak peminat karena meski jauh dari kota tetapi banyak peminatnya, baik untuk kendaraan bermotor bermesin diesel, serta keperluan solar untuk mesin generator listrik rumah tangga maupun tambak udang dan ikan di kawasan pantai setempat.

Baik Edy maupun pedagang bensin lainnya, Roni (47), mengatakan, khusus untuk bensin (premium) sejauh ini masih tetap lancar, dengan harga jual normal, yakni di SPBU Rp4.500/liter, sedangkan di tingkat pengecer perdesaan antara Rp5.500 hingga Rp6.000/liter.

"Kalau bensin sampai sekarang masih lancar, mudah-mudahan tidak ada kendala karena setiap hari banyak yang membeli," kata Roni lagi. Seperi diberitakan, pasokan premium ke berbagai stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di Kota Bandarlampung cenderung lancar, sedang pasokan solar bersubsidi masih agak tersendat.

Menurut sejumlah petugas SPBU di Bandarlampung, pengiriman solar dari Pertamina masih belum lancar sehingga bahan bakar jenis itu kerap habis.

Pasokan solar bersubsidi di Wilayah Provinsi Lampung diduga banyak yang bocor ke sektor usaha perkebunan dan pertambangan, karena PT Pertamina sebenarnya telah menambahkan pasokan solar dari 1.400 kiloliter menjadi 1.550 kiloliter per hari. Kebutuhan solar normal Lampung adalah 1.400 Kl dalam sehari.

Harga solar nonsubsidi sekarang mencapai Rp10.800/liter, sedang harga solar nonsubsidi hanya Rp4.500/liter.

(M023)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012