Jakarta (ANTARA) - Pemikiran dari penulis Denny Januar Ali atau Denny JA tentang agama sebagai warisan kultural dijadikan buku oleh Ahmad Gaus.

"Untuk terbangunnya kehidupan yang damai dan harmonis, Denny JA menawarkan cara memperlakukan agama sebagai warisan kultural milik bersama umat manusia," kata penulis buku Ahmad Gaus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Kata dia, buku tersebut ditulis dalam sembilan bab yang masing-masing membahas mengenai aspek-aspek pemikiran Denny JA seputar fenomena agama mutakhir dan spiritualitas. Buku itu dimulai dari pentingnya pendekatan kuantitatif untuk membuat perbandingan soal peran agama di masyarakat. Kemudian, para arkeolog yang berjasa mengkonstruksi ulang kisah agama.

Selanjutnya, setelah Nabi tiada, tiada pula tafsir tunggal agama. Yang tersisa adalah perebutan tafsir. Penting kata dia, memilih tafsir yang sesuai dengan prinsip hak asasi manusia (HAM). Kemudian, Islam Eropa memgembangkan tafsir Islamnya sendiri yang sesuai dengan kultur Eropa.

"Indonesia tak perlu terikat dengan tafsir kultur Timur Tengah," ujarnya.

Selain itu, bagi yang tak meyakini agama, agama dapat dinikmati sebagai sastra. Apa yang terjadi pada Laligo (kitab suci) dapat juga terjadi pada agama lain. Selain itu, pentingnya mencari intisari semua agama berdasarkan the science of happiness dan neuro science.

"Denny JA mengembangkan spirituality of happiness," ujarnya.

Kemudian, mendekat agama sebagai kekayaan kultural milik bersama. Merayakan hari besar agama lain sebagai social gathering lintas agama. Selanjutnya, LGBT isu HAM masa kini. Pentingnya mengembangkan tafsir agama yang tidak mendiskriminasi kaum LGBT. Poin terakhir adalah mengenai perlunya menggandeng science dan Jalaluddin Rumi.

Gaus mengaku menulis buku tentang pemikiran Denny JA tersebut, lantaran dia melihat hal yang tidak biasa, semacam inovasi, atau dulu lazim disebut pembaruan pemikiran agama.

Saat ini terdapat 4.300 agama yang dipeluk oleh 8 miliar penduduk di dunia. Dengan bantuan mesin pencari, Google, dapat mengetahui betapa praktik agama dan keyakinan setiap komunitas itu bukan saja berbeda, tapi juga bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Buku dengan judul, "Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google” telah dibedah dalam sesi diskusi di Jakarta, Rabu (29/3).

Diskusi tersebut dihadiri oleh puluhan orang dari beragam latar belakang, seperti mahasiswa, tokoh agama, sastrawan dan wartawan.

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023