Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memastikan daging dari sapi yang terjangkit wabah/penyakit LSD (lumpy skin disease) aman untuk dikonsumsi manusia, namun memiliki kadar nutrisi rendah.

Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Agus Prijanto Utomo di Tulungagung, Jumat, mengatakan masyarakat perlu diberi pemahaman agar tidak panik kendati kini banyak ternak sapi yang terjangkit LSD.

"Daging sapi yang terkena LSD aman untuk dikonsumsi. Tapi kami tetap tidak menyarankan (untuk dikonsumsi), mengingat nutrisinya tak setinggi daging sapi sehat," kata Agus.

Penjelasan dan pemahaman itu dirasa perlu untuk disosialisasikan ke masyarakat, agar tidak terjadi kepanikan.

Baca juga: Bandung Barat fokus pemberian vaksin LSD pada sapi perah

Baca juga: Pemkab: Sembilan ekor sapi terjangkit LSD di Kudus sembuh


Langkah mitigasi lain kini juga aktif dilakukan petugas peternakan, di antaranya dengan larangan memperjualbelikan daging sapi terjangkit LSD, vaksinasi, pemberian desinfektan, multivitamin dan antibiotik yang diberikan kepada setiap pedagang sapi.

Agus melanjutkan, puluhan sapi itu sudah diobati dengan pemberian multivitamin dan antibiotik. LSD meski menular, tak sebahaya PMK (penyakit mulut dan kuku).

Meski demikian pihaknya tetap mewaspadai penyebaran LSD, sebab penularannya yang tergolong cepat.

"Dari pengobatan yang dilakukan, sudah 80 persen yang dinyatakan sembuh," katanya.

Pengobatan pada sapi yang terkena LSD dilakukan selama dua pekan. Sapi diberikan suntikan 4 kali, dengan selang 3 hari tiap suntikan.

Sapi yang terkena LSD biasanya akan mengalami demam, muncul benjolan pada tubuh dan berkurang nafsu makannya.

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan pengawasan ketat terhadap rumah potong hewan agar tak menyembelih sapi yang terkena LSD.

Agus menjelaskan pihaknya sudah menemukan dan mengobati puluhan sapi yang terkena LSD. "Kurang lebih sudah sekitar 20-an ekor yang kita temukan."

Puluhan sapi itu sudah diobati dengan pemberian multivitamin dan antibiotik.

LSD meski menular, tak sebahaya PMK (penyakit mulut dan kuku).

Meski demikian pihaknya tetap mewaspadai penyebaran LSD, sebab penularannya yang tergolong cepat. "Dari pengobatan yang dilakukan, sudah 80 persen yang dinyatakan sembuh," katanya.

Pengobatan pada sapi yang terkena LSD dilakukan selama dua pekan. Sapi diberikan suntikan empat kali, dengan selang tiga hari tiap suntikan.*

Baca juga: Dinas Pertanian Kulon Progo adakan Outbreak Investigation penyakit LSD

Baca juga: Distan Mukomuko berikan layanan keliling obati ternak terjangkit LSD

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023