silase itu hijauan ternak yang diawetkan
Pasuruan (ANTARA) -
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mengolah limbah bunga sedap malam yang ada di Kecamatan Rembang menjadi pakan ternak alternatif yang berkualitas.
 
Kesuksesan ini berkat inovasi "Ngusap Arit" (Ngrumat sapi tanpo ngarit) yang berarti merawat sapi tanpa harus mencari rumput.
 
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Diana Lukita Rahayu, di Pasuruan, Jumat mengatakan, inovasi ini berawal dari keresahan para peternak yang mengeluhkan harga bahan pakan dan pakan ternak yang terus mengalami kenaikan sekitar 20 persen di setiap tahunnya.
 
"Ditambah pasokan pakan hijauan yang tidak stabil lantaran tergantung cuaca, mau tak mau harus ada cara agar ternak tetap diberi pakan berkualitas namun tak harus dengan mengeluarkan biaya tambahan," katanya.
 
Ia mengatakan, sampai sekarang juga masih ada peternak yang kurang memahami tentang pemanfaatan limbah pertanian dan pabrik untuk dijadikan pakan ternak alternatif.
 
"Sehingga, berdampak pada produksi dan perkembangan ternak," katanya.

Baca juga: IPB kembangkan rumput odot di lahan non-produktif
Baca juga: Mahasiswa Unja ciptakan pakan ternak dari tepung telur gagal tetas
 
Ia mengatakan, inovasi ini terus dikembangkan sejak tahun 2021 lalu karena melihat hampir 60 ton sampah bunga sedap malam di Kecamatan Rembang terbuang percuma, baik itu limbah daun, batang maupun akar.
 
Dari situlah, pihaknya mengajak para petani atau peternak untuk dilatih membuat pakan ternak dengan metode silase. Yakni makanan ternak yang memiliki kadar air tinggi yang diolah melalui proses fermentasi dengan bantuan jasad renik.
 
"Silase itu hijauan ternak yang diawetkan kemudian disimpan dalam kantong plastik yang kedap udara atau drum. Proses tersebut dilakukan dalam kondisi tanpa oksigen, baik dengan penambahan atau tanpa penambahan pengawet," ucapnya.
 
Lebih lanjut Diana mengatakan bahwa limbah bunga sedap malam yang diolah menjadi pakan ternak dengan metode silase terbukti efektif dalam mencukupi hijauan pakan ternak.
 
Ia mengatakan, selain hemat tenaga, dan metode nya mudah dibuat serta direplikasi, sehingga menekan biaya pakan menjadi lebih murah dengan penambahan berat badan yang jauh lebih bagus.
 
"Dengan inovasi 'Ngusap arit' ini tidak perlu lagi harus merumput tiap hari tapi cukup 2 minggu sekali. Pakan juga melimpah, tahan lama, berat badan sapi juga naiknya lebih banyak, biaya pakan juga lebih murah dan penumpukan limbah bisa semakin menurun," ucapnya.

Baca juga: Pengamat: Pakan ternak dari batang singkong perlu dikembangkan

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023