Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat menargetkan peremajaan tanaman (replanting) kelapa sawit di Kabupaten Manokwari seluas 5000 hektare(ha).

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Papua Barat Jacob S Fonataba di Manokwari, Jumat, mengatakan program peremajaan kelapa sawit tahun 2023 telah diusulkan ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Kita ada usulkan tambah lima ribu untuk direplanting," kata Jacob Fonatab.

Ia menjelaskan 5000 ha tanaman sawit yang diusulkan merupakan sawit plasma atau perkebunan sawit rakyat (PSR) di kawasan satuan permukiman transmigrasi.

Apabila usulan tersebut diterima, maka proses replanting dimulai dari tahapan penebangan dan tumbang chipping tanaman sawit yang tidak tidak produktif kemudian pembersihan lahan.

"Kalau bibit dipesan dari Medan dan dikembangbiakkan di Distrik Aimasi Manokwari. Besok saya ke Jakarta mau tanda tangan program PSR," jelas dia.

Ia menuturkan replanting sawit sudah dimulai sejak 2019 dengan total dana yang diterima dari BPDPKS Rp60 miliar untuk dua ribu hektare lahan sawit plasma di Manokwari.

Upaya tersebut bermaksud meningkatkan daya saing melalui produktivitas, pengembangan industri hilir berbasis perkebunan, sekaligus menambah pendapatan masyarakat khususnya petani sawit.

Selain itu, Pemerintah Papua Barat berkomitmen memberikan kontribusi terhadap suplai crude palm oil (CPO) Indonesia jika seluruh lahan sawit direplanting.

"Usia kelapa sawit di Manokwari sudah lebih dari 25 tahun. Lahan yang replanting tahun lalu sudah mulai ditanami anakan sawit yang baru," pungkas Fonataba.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023