Jakarta (ANTARA) - Beragam peristiwa menarik terkait isu perkotaan di DKI Jakarta terjadi sepanjang Sabtu (1/4) kemarin. Dari mulai omzet pedagang Kota Tua hingga sarana pengembangan diri.

Berikut pilihan berita yang telah dirangkum ANTARA.

1. Omzet pedagang Kota Tua turun usai pindah ke gedung kuno Cipta Niaga

Jakarta (ANTARA) - Pedagang Kaki Lima (PKL) di daerah Kota Tua, Jakarta Barat mengaku omzetnya menurun sejak pindah ke gedung kuno Cipta Niaga yang lokasinya masih di kawasan wisata bangunan tempo dulu itu.

"Ketika masih jualan di kolong (lorong-lorong bawah tanah di Kota Tua), paling sedikit kami bisa dapat Rp300.000 per hari. Namun di sini, tidak sampai Rp100.000 per hari yang didapat," ungkap Asnimar (56), seorang pedagang mainan di gedung Cipta Niaga pada Sabtu.

Penanggung jawab gedung Cipta Niaga dari Konsorsium Kota Tua Jakarta, Annelia Sartiva mengatakan bahwa gedung tersebut baru beroperasi untuk PKL satu bulan lalu. Gedung Cipta Niaga juga masih banyak yang kosong, yakni baru ditempati 70 pedagang dari total kapasitas 130 kios.

baca di sini

2. Omzet menjanjikan dari merawat budaya di rumah produksi ondel-ondel

Jakarta (ANTARA) - Sambil merawat budaya Betawi, rumah produksi ondel-ondel Jakarta di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan ternyata mampu membukukan omzet hingga Rp10 juta per hari.

Omzet tersebut merupakan gabungan dari hasil penjualan ondel-ondel di rumah produksi dan toko ASNR yang letaknya tak jauh dari rumah produksinya.

"Pendapatan yang sekarang digabung sama toko itu Rp1 juta sampai Rp10 juta per hari. Kalau lagi ramai itu Rp10 juta," kata penanggung jawab rumah produksi ondel-ondel Jakarta, Oca di lokasi, Jumat.

baca di sini

3. Legislator sebut pemuda DKI perlu sarana pengembangan diri sejak dini

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menilai para pemuda di DKI Jakarta memerlukan sarana pengembangan diri sejak dini, mulai dari tingkat kelurahan hingga kecamatan agar nilai-nilai baik dalam diri mereka tergali, sekaligus untuk mencegah dorongan perilaku negatif, seperti tawuran dan penyalahgunaan narkoba.

"Agar anak-anak muda generasi penerus bangsa tidak sampai salah jalan, perlu ruang bagi pemuda untuk mengembangkan diri di kelurahan dan kecamatan itu perlu diperhatikan sejak dini oleh pemerintah daerah​​​​​​," kata Kenneth dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

baca di sini

Pewarta: Walda Marison
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023