Jakarta (ANTARA) - Negara-negara Asia Tenggara telah sepakat untuk memperkuat penggunaan mata uang lokal di kawasan dan mengurangi ketergantungan pada mata uang internasional utama dalam upaya untuk menghindari limpahan dari krisis global, bank sentral Indonesia mengatakan pada hari Jumat.

Kesepakatan tersebut dicapai pada hari terakhir pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang digelar di Bali, dengan Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa organisasi tersebut akan membentuk gugus tugas untuk merumuskan proses transisi penggunaan mata uang lokal negara-negara ASEAN dalam transaksi keuangan sebagai realisasi dari kerangka kesepakatan kerja sama mata uang lokal ASEAN saat ini.

"Dengan penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas negara di kawasan tersebut, kita akan dapat memperkuat ketahanan kita dalam mendukung perdagangan dan investasi lintas kawasan, yang kini masih mengandalkan mata uang internasional utama," kata Perry dalam konferensi pers virtual usai pertemuan tersebut.

Perry mengatakan jika negara-negara ASEAN dapat menggunakan mata uang lokalnya di kawasan tersebut, transaksi dan segala jenis pembayaran dapat dilakukan lebih cepat dan mampu mengatasi krisis global. Dan apabila berhasil, nilai mata uang mereka akan meningkat.

"Saat ini jumlah kita masih sedikit. Namun, itu sebabnya kita harus maju dengan skema ini. Kita harus mempercepatnya," ujar Perry.

Perry juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN sepakat untuk memperluas konektivitas pembayaran lintas batas ke lebih banyak negara di kawasan tersebut, demikian Xinhua dikutip Minggu.





 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023