London (ANTARA News) - Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) menggelar pelatihan untuk dapat melanjutkan studi program strata tiga (S3) ke Jerman dengan fasilitas beasiswa.

Program pelatihan Studi S3, IASI ke Jerman dimaksudkan untuk memberikan informasi luas bagi calon mahasiswa dari Indonesia yang ingin melanjutkan studi S3 ke Jerman, ujar Ketua IASI, Adam Pamma kepada ANTARA London, Rabu.

Dikatakannya peluang beasiswa ke Jerman juga cukup besar. Diantaranya beasiswa pemerintah Jerman (DAAD), beasiswa yang disediakan pemerintah Indonesia (Dikti) dan beasiswa Debt swap.

Beasiswa Debt Swap adalah program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jerman untuk penghapusan hutang Indonesai terhadap Jerman dimulai tahun 2012 dan direncanakan berlangsung selama 10 tahun dengan target 5.000 doktor.

Menurut data yang dilangsir oleh Dikti, jumlah penerimah beasiswa Debt Swap tahun 2012 yang berangkat ke Jerman hanya 54 orang. Padahal seharusnya minimal 500 orang per tahun agar quota ini bisa terpenuhi.

Adam Pamma mengatakan kurang terserapnya beasiswa Debt Swap disebakan oleh berbagai faktor misalnya kurang informasi tentang studi di Jerman dan faktor-faktor lainnya..

Diakuinya Jerman memiliki tradisi riset dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki reputasi Universitas berkelas dunia. Salah satu Negara pendaftar paten terbanyak di dunia. Exportir terbesar untuk bidang engineering dan rekayasa merupakan salah satu Negara tujuan studi S3 yang menarik.

Dikatakannya IASI memprogramkan pelatihan studi S3 ke Jerman di 14 kota besar di seluruh Indonesia selama pada tahun 2013 dan 2014 dan diharapkan dapat meningkatkan daya serap quota beasiswa Debt Swap.

IASI juga membentuk tim yang terdiri dari 10 orang dari berbagai disiplin ilmu seperti engineering, logistik, bioteknologi, kelautan, pertanian, peternakan, ekonomi, ilmu sosial dan politik yang akan menjadi partner konsultasi untuk studi S3 di Jerman bagi calon mahasiswa asal Indonesia.

Tim konsultasi ini adalah para peneliti Indonesia yang sedang studi S3 di Jerman dan juga yang sedang bekerja di berbagai Industri di Jerman.

Menurut Adam Pamma , jika program beasiswa Debt Swap sukses maka dalam kurun waktu 10 tahun ada sekitar 5.000 Doktor alumni Jerman yang tersebar di seluruh Indonesia yang dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap kemajuan pembangunan dalam negeri.

Keberhasilan Program beasiswa Debt swap akan dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap peningkatan angka lulusan doktor di Indonesia yang jumlah saat ini baru mencapai 25.000 orang atau hanya 1 dari 10.000 orang Indonesia yang bertitel doktor.

Bandingkan dengan China yang memiliki doktor 800.000 orang dan India 650.000 orang.

Program pelatihan studi S3 ke Jerman baru baru ini diadakan di dua tempat di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang yang diadakan kedua Universitas tersebut kerjasama antara IASI.

Pelatihan di Univerisitas Sriwijaya dihadiri 30 peserta, sebagian besar lulusan S2 dan beberapa lulusan S1 disampaikan Syaiful Rahman kandidat doktor Technische Universitet Munchen sekaligus ketua program IASI untuk Pelatihan Studi S3 ke Jerman.

Pelatihan juga disampaikan Prof. Dr. Mulyadi Bur adalah alumni RWTH Aachen University bidang teknik mesin dan salah satu reviewer beasiswa pemerintah Jerman (DAAD), Guru Besar Universitas Andalas dan ketua ikatan Jurusan Mesin Indonesia mencakup beberapa hal seperti bagaimana mencari professor pembimbing, persiapan penulisan proposal, jenis pilihan beasiswa ke Jerman, tips menghadapi test beasiswa dan kultur riset di Jerman.

Selain itu juga disampaikan pentingnya membangun jaringan selama melakukan studi atau riset di Jerman. Jaringan yang dibangun tentu akan bermanfaat setelah kembali ke tanah air.

Terutama jaringan untuk kemungkinan kerjasama riset dan alih teknologi. Semakin banyak peneliti Indonesia yang membangun kerjasama dengan Jerman dibidang riset dan alih teknologi, maka proses alih teknologi dari Jerman ke Indonesia bisa dipercepat dan dapat memperkuat kemajuan penguasaan sains dan teknologi dalam negeri.

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta akan dapat dengan mudah mengikuti seleksi penerimaan beasiswa ke Jerman.

Pelatihan serupa yang dilaksanakan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten merupakan tindaklanjut hasil pembicaraan antara Rektor Unitirta dan ketua IASI di Hamburg . Materi pelatihan yang diberikan sama dengan pelatihan yang dilaksanakan di Unsri dengan jumlah peserta 30 orang.

Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman (IASI) atau Verband Deutsch Indonesische Fachkrufte und Akademiker e.V, organisasi yang diakui pemerintah Jerman berdiri sejak 1976 bertujuan menjembatani hubungan kerjasama Indonesia-Jerman di berbagai bidang terutama alih teknologi, riset, pendidikan dan bisnis.

Saat ini IASI melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan hubungan kerjasama Indonesia Jerman diantaranya memfasilitasi pengiriman professor Jerman ke beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Selain itu memfasilitasi kerjasama Sekolah Menengah Kejuruan di Sulawesi Selatan dan Berufschule (semacam SMK di Jerman) serta promosi investasi Jerman ke Indonesia dan beberapa proyek sosial lainnya yang sifatnya alih teknologi. Anggota IASI adalah para expatriat Indonesia di Jerman, peneliti dan para ahli serta perusahaan Jerman. (ZG/M019)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012