AsiaNet 51574

SYDNEY, 5 Desember 2012 (ANTARA/Medianet International-AsiaNet) --

     DOHA-Kelompok pro-pembangunan World Growth mengatakan strategi iklim PBB yang diadopsi di Durban pada tahun 2011 untuk membuat kembali Protokol Kyoto dan menyelesaikan perjanjian baru telah kehilangan arahnya dan kini mengancam pertumbuhan di negara berkembang. Kelompok ini menyatakan Platform Durban harus ditinggalkan dan pendekatan alternatif dipertimbangkan.

     Chairman Ambassador World Growth Alan Oxley mengatakan bahwa keretakan antara negara maju dan berkembang tentang cara mengatasi perubahan iklim telah melebar dalam pembicaraan mengenai iklim saat ini di Doha.

     "Negara-negara kaya sekarang mengusulkan berbagai langkah yang akan mengurangi pertumbuhan dan meningkatkan kemiskinan," kata Oxley. "Uni Eropa, misalnya, kini menyerukan negara-negara miskin untuk mengurangi emisi dari produksi pangan: India jelas menyangkal bahwa usulan tersebut akan membahayakan upaya anti kemiskinan." Oxley mengungkapkan penyimpangan dari pertanyaan inti tentang bagaimana negara-negara dapat berkolaborasi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca menunjukkan bahwa Platform Durban telah gagal.

     "Sejak konferensi Kopenhagen, berbagai upaya telah difokuskan pada cara menghentikan deforestasi di negara berkembang, yang sekarang diakui merupakan penyebab kecil emisi gas rumah kaca," ujarnya.

     "Miliaran dolar telah dijanjikan untuk menyumbang apa yang disebut sebagai program REDD guna mengurangi deforestasi, namun tinjauan Bank Dunia baru-baru ini atas program itu mendapati bahwa sedikit uang yang telah dicairkan, dan program tersebut amat tidak efisien," katanya.

     Oxley berkata bahwa beberapa donor, seperti Inggris, kini aktif mengusulkan bantuan uang harus digunakan untuk mengganti kekayaan yang dihasilkan oleh kehutanan.

     "Tapi pada saat yang sama, Inggris telah menyatakan bahwa pendorong utama deforestasi adalah produksi pangan. Apakah negara-negara miskin hanya harus berhenti memproduksi makanan.?"
Oxley menyatakan siapa pun yang akrab dengan proses PBB akan mengakui bahwa, setelah mencoba selama hampir 20 tahun, upaya ini telah gagal dan harus dibongkar.
 
     "Fakta bahwa pemerintah telah menggunakan Platform Durban sebagai ikutan bagi pokok pembicaraan lain yang sangat disukai menunjukkan platform tersebut telah terhenti," ujar Oxley.

     Beliau menjelaskan bahwa Presiden Obama baru-baru ini berkata mungkin praktis untuk kembali ke apa yang disebut sebagai pendekatan "ekonomi utama" untuk membentuk landasan bersama tentang cara menangani perubahan iklim. Proses ini dimulai di bawah pemerintahan kedua Bush dan telah memperoleh momentum yang berguna sebelum ia diperbolehkan untuk terlewat.

     "Pendekatan clean-sheet untuk mengatasi perubahan iklim diperlukan. Pendekatan Ekonomi Utama dapat menghasilkannya. Platform Durban sekarang terbebani dengan konsekuensi lembaga perebutan selama bertahun-tahun. Proses ini sendiri telah menjadi hambatan atas solusi perubahan iklim," demikian Oxley.
 
     Untuk menghubungi ahli World Growth email: info@worldgrowth.org atau telepon
     +61 3 9614 8022

     SUMBER: World Growth

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012