Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menggandeng pihak swasta untuk membantu mewujudkan target literasi digital pada santri di Tanah Air.

Dalam acara penandatanganan nota kesepakatan dengan perusahaan penyedia teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global Huawei, di Tangerang, Banten, Rabu, Kemendikbud Ristek menegaskan komitmennya terhadap pendidikan digital.

“Selama ini kita sudah kerja sama dengan hampir semua perusahaan teknologi, karena memang transformasi digital ini perlu kita kembangkan, utamanya soal riset dan pengembangan, serta literasi teknologi,” kata Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Ristek, Nizam.

Baca juga: Kepemimpinan digital dinilai penting menjawab tantangan digitalisasi

Kerja sama dengan mitra pemerintah kali ini diwujudkan melalui donasi perangkat penunjang telekomunikasi dalam rangka meningkatkan kegiatan belajar-mengajar sejumlah pondok pesantren dan panti asuhan pada 14 kota di Indonesia.

Selain penyediaan perangkat, kerja sama berupa program Digisantri, yang berupa pelatihan bersertifikasi serta kesempatan mengikuti kompetisi TIK baik tingkat nasional maupun global.

Lebih lanjut, Nizam mengatakan kerja sama ini juga untuk memperkuat program Kampus Merdeka dan Kedaireka.

“Program ini beberapa contohnya kami meminta perusahaan untuk menerima para mahasiswa dalam program magang dan mikrokredensial seperti pelatihan-pelatihan selama satu semester, sangat intensif tentang teknologi, cloud computing, dan artificial intelligence,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Tarigan mengatakan ini adalah upaya pemenuhan target 9 juta sumber daya manusia yang menguasai teknologi digital terdepan hingga 2030.

Sementara pada kerjasama Digisantri kali ini, perusahaan dan pemerintah akan melatih sebanyak 100 ribu talenta digital di Tanah Air hingga tahun 2024.

“Talenta digital yang andal, mumpuni, dan berkarakter merupakan aset yang berharga bagi negara guna memaksimalkan pertumbuhan ekonomi pada era digital,” jelas Abetnego.

Pesantren sesungguhnya memiliki porsi yang signifikan dalam mengembangkan talenta-talenta digital yang dapat mendorong transformasi perekonomian Indonesia.

Pasalnya, tercatat pada September 2022, terdapat lebih dari 26 ribu pesantren dan 1,64 juta santri di seluruh Indonesia, berdasarkan data Kementerian Agama.

Baca juga: Huawei akan kembangkan 50.000 talenta TIK di Asia Selatan

Baca juga: Digitalisasi penting untuk tawarkan akses inovasi bagi UMKM

Baca juga: Pelaku industri dorong pendekatan "nonstop" dalam digitalisasi perbankan di Afrika

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023