New Delhi (ANTARA) - Menyusul keterkaitan antara obat-obatan dari India dan kematian di Gambia dan Uzbekistan, pejabat-pejabat di India berusaha menghubungi otoritas luar negeri dan mengadakan pertemuan-pertemuan di Afrika sebagai upaya untuk menjamin keberlangsungan ekspor obat-obatan mereka, kata pihak India pada Rabu waktu setempat.

Industri obat India merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Namun, reputasi mereka tercoreng setelah tes dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan-badan lainnya menunjukkan bahwa obat-obat sirup tersebut mengandung toksin. Produk-produk yang tercemar toksin tersebut dikaitkan dengan kematian 70 anak di Gambia dan Uzbekistan pada tahun lalu.

Ketika ditanya anggota parlemen mengenai langkah pemerintah dalam meninjau dampak kejadian tersebut terhadap ekspor obat-obatan, deputi menteri perdagangan dan industri menjawab bahwa berbagai badan sedang mengusahakan hal itu.

"Secara reguler, misi India di luar negeri berinteraksi dengan otoritas untuk menjaga kepercayaan terhadap badan-badan pengawas obat," kata Anupriya Patel.

"Untuk membangun kepercayaan dan untuk menjamin keberlangsungan dagang, Dewan Ekspor Farmasi India sudah memimpin delegasi ke negara-negara Afrika dan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka dan mengadakan diskusi dengan badan pengawas obat dan asosiasi dagang farmasi, meyakinkan mereka soal kualitas produk generik India."

Dewan ekspor juga mengadakan berbagai lokakarya dan pelatihan untuk eksportir India tentang tata kelola kualitas serta untuk mengedukasi mereka perihal standar internasional, tambahnya lagi.

India adalah penyumbang obat generik terbesar di dunia, dengan cakupan sebesar 20 persen dari volume pasar. Lebih dari 3,000 perusahaan farmasi membuat produknya di India di lebih dari 10,500 pabrik yang tergabung dalam jaringan produksi.

Menurut data dari pemerintah, nilai ekspor produk farmasi India meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 24.6 miliar dolar AS di periode 2014 sampai 2022.

India membantah penemuan WHO dan menampik tuduhan bahwa obat sirup produksi Maiden Pharmaceuticals mengandung racun yang membunuh anak-anak di Gambia.

Maiden merasa bahwa produk mereka bukan penyebab angka kematian tersebut, dan dari hasil tes oleh laboratorium milik Pemerintah India, tidak ada racun sama sekali dalam produk mereka. Seorang direktur perusahaan tidak langsung menjawab panggilan telepon pada Kamis waktu setempat.

Namun demikian, kepolisian India menangkap tiga orang dari perusahaan lain, Maion Biotech, yang produk ekspornya ke Uzbekistan kedapatan terkontaminasi. Marion juga tidak merespon e-mail dan panggilan untuk memberikan keterangan.

Sumber: Reuters
Baca juga: India tangkap pegawai perusahaan obat batuk sebabkan kematian anak
Baca juga: Perusahaan sirup obat batuk India hentikan produksi
Baca juga: Puluhan anak Gambia tewas, India hentikan operasi pabrik obat sirop

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023