Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Singapura mengirimkan 80 orang relawan dan tenaga medis, termasuk delapan orang dokter ahli bedah untuk membantu korban gempa bumi yang menewaskan ribuan orang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya. "Kami langsung kirim tim relawan dengan peralatan canggih ke sana, delapan diantaranya tenaga dokter spesialis bedah," kata Atase Pertahanan Singapura, Keite Rodrigues, seusai bertemu Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Juwono Sudarsono, di Jakarta, Selasa. Ia menyatakan, relawan tersebut tiba pada Minggu (28/5), atau sehari setelah gempa terjadi, dan mereka langsung membangun pos komando (posko) utama di Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang merupakan kawasan paling banyak menelan korban jiwa dalam bencana gempa bumi berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) itu. Ia menjelaskan, tim yang dikirim ke lokasi bencana itu dilengkapi tim rescue (penyelamat) khusus korban yang tertimbun bangunan. Mereka dibekali peralatan canggih untuk mengangkat dan mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan, ujarnya. "Tim rescue juga membawa beberapa anjing pelacak untuk mencari korban yang tertimbun di reruntuhan," katanya. Ia pun menyampaikan rasa duka cita dari pemerintah dan warga Singapura kepada korban gempa di Yogya dan Jawa Tengah. Sementara itu, Dirjen Strategi Pertahanan (Strahan) Dephan, Mayjen (TNI) Dadi Susanto, menyatakan bahwa Singapura merupakan negara pertama yang tiba di Yogyakarta beberapa saat setelah pesawat Hercules Dephan yang membawa bantuan mendarat di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, akhir pekan lalu. "Menhan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura atas respek yang begitu besar terhadap bencana yang menimpa Yogyakarta dan Jateng," katanya. Ia menyebutkan, Dephan sudah mendirikan rumah sakit lapangan di Yogyakarta untuk mem`back-up perawatan korban yang tidak tertampung di rumah sakit di sana. "Yang mendesak adalah pelayanan medis, terutama kegiatan bedah. Namun yang tak kalah pentingnya adalah kebutuhan tenda-tenda untuk mengantisipasi hujan yang masih terus turun di sana," katanya. Saat ini, lanjut Dadi, sedang diperhitungkan untuk mengirim tenda yang ukurannya bisa menampung delapan orang. Selain itu juga pengadaan tempat tidur lapangan akan segera dikirimkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006