Jakarta (ANTARA) - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, sebagai anak perusahaan BUMN Telkom, siap mendukung operator telekomunikasi (mobile network operator/MNO) memperluas layanan 5G di Indonesia.

"Perseroan telah bersiap apabila operator telekomunikasi (MNO) berekspansi untuk memperluas layanan 5G. Perseroan memproyeksikan penetrasi 5G pada 2025 sebesar 27,2 persen, lebih tinggi dari potensi penetrasi 5G dibanding 2024 sebesar 13,4 persen," ujar Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau disapa Teddy dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Teddy menambahkan, Mitratel memiliki menara terbanyak di Indonesia dan lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, yakni 58 persen menara tersebar di luar Pulau Jawa dan yang 42 persen di Pulau Jawa serta memiliki fiber optik sepanjang 16.641 km.

Hingga akhir tahun 2022, Perseroan berhasil mendapatkan pesanan (order) untuk membangun 25 ribu km fiber optik dari MNO atau 30 persen dari total fiber roll out MNO di tahun 2022.

"Hal ini menegaskan perseroan telah dipercaya sebagai penyedia solusi infrastruktur digital (Digital InfraCo) independen yang memiliki menara telekomunikasi terbanyak yang dilengkapi solusi pendukung digital lainnya, yakni fiber optik," kata Teddy.

Mitratel mencanangkan peta jalan (roadmap) pertumbuhan organik dan inorganik yang berdampak terhadap kinerja fundamental sekaligus mendukung transformasi digital di Indonesia.

Mitratel pada 2023 berencana mengembangkan ekosistem bisnis menara dengan menambah jumlah menara telekomunikasi, membangun fiber optik, serta infrastruktur pendukung lainnya, yang akan meningkatkan pendapatan dan laba bersih di periode mendatang.

Hingga akhir tahun 2022, Mitratel memiliki 35.418 menara telekomunikasi sehingga Mitratel tercatat sebagai perusahaan yang memiliki menara terbanyak di Asia Tenggara.

Untuk semakin memperkuat fundamental bisnisnya, Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) di tahun 2023 ini senilai Rp7 triliun untuk menunjang rencana pengembangan usaha organik dan inorganik, seperti akuisisi menara telekomunikasi dan fiber optik.

“Mitratel siap merealisasikan rencana bisnis dan mengoptimalkan berbagai peluang bisnis di tahun 2023, yakni memonetisasi aset menara yang tersebar di berbagai lokasi strategis di seluruh Indonesia. Kami juga telah menyiapkan model bisnis terbaru, yaitu Fiber to the Tower dan Power to the Tower, yang memberikan layanan bernilai tambah kepada operator telekomunikasi yang menjadi pelanggan Mitratel,” ujar Teddy

Mitratel optimistis menjaga pangsa pasar di industri menara telekomunikasi, setelah perseroan menguasai pangsa pasar sekitar 40 persen di tahun 2022.

“Kebutuhan akan menara telekomunikasi di Indonesia masih tinggi, karena secara rata-rata 1 menara telekomunikasi di Indonesia menjangkau populasi sebanyak 2.700 jiwa, atau lebih tinggi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, sehingga hal ini mengisyaratkan bahwa dibutuhkan lebih banyak menara bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringan dan layanan selulernya,” kata Teddy.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023